Laman

c

Senin, 26 Oktober 2015

Bertangung jawab atas Pilihan Hidup.


By Rahmadsyah Mind-Therapist

Assalamu’aliakum wr.wb
Semoga Sahabat saya yang baik, sekarang sedang menikmati kebahagiaan dalam pekerjaan yang dilakukannya. Sebagai alasan bagi Allah, bahwa kita pantas untuk dijadikan pribadi-pribadi yang damai hatinya.

Pernah saya bertanya kepada diri saya. ”Pernahkah kamu menginginkan hidup yang lebih baik? Apakah pernah terbesitkan difikiran kemauan memiliki kontribusi yang lebih baik untuk ummat? Apakah kamu pernah berhasrat memiliki pengaruh yang menghasilkan kebaikan bagi orang lain? Pernahkah dirimu mempunyai kemauan, supaya kerjaanmu melintasi penjuru nusantara?”

Shahabatku yang damai hatinya. Hampir semua pertanyaan diatas saya jawab pernah dan iya. Dan bagaimana dengan Anda? Tetapi kemudian saya juga bertanya kepada diri saya. Apa yang menyebabkanmu mengeluh dengan pekerjaanmu? Apakah Anda pernah juga mengeluhkan pekerjaan yang diembankan tanggung jawab kepada Anda saat ini? Mudah-mudahan tidak lagi ya. Ini doa saya buat Anda.

Kemarin (minggu 4 Juli 2010). Saya Alhamdulillah mendapat kesempatan untuk hadir dalam acara MTGW distudio Metro Tv. Saat acara live ”Menolak dibayar Kecil”, ada shahabat kita yang bertanya ”Bagaimana menyikapi bila kita dibayar tidak sesuai dengan pendidikan dan skill yang kita miliki?” Mungkin pertanyaan ini sedang kita alami ya?

Sementara itu, seorang alumni Bank Muamalat, pernah menduduki dijajaran top managemen disana. Pernah bercerita kepada saya, tentang pengalaman hidup temannya. Kini teman beliau sudah bekerja di dirjen perbankan syariah Bank Indonesia. Singkat cerita, inti pesan yang ingin beliau sampaikan adalah teman beliau itu, dulu saat masih menjadi staff biasa di Mu’amalat, gajinya 400 ribu. Pernah ngeluh, ”Bang kerjaanku seperti ini dengan penghasilan ini belum cukup biayai keluargaku”. Tetapi, karena background pesantrennya yang memahami fikih, juga bahasa arab dan ingris. Temannya ini mendapat kesempatan untuk bekerja ke Abu Dabi. Bank dubai.

Nah, saat kerja disana, pekerjaan dan tangung jawabnya menjadi bertambah. Bahkan ada hal lain yang menjadi konsekwensinya. Kemudian, temannya ini meneluh lagi kepada beliau. ”Bang kerjaanku banyak”. Dengan bijak beliau menjawab ”Bertangung jawablah dengan pilihanmu”. Inilah inti pesan cerita teman beliau kepada saya.

Begitupula dulu saat saya mau menjadi Trainer dan Mind-Therapist. Persis seperti keinginan-keinginan yang saya sampaikan diawal tadi. Dan saya pernah keliru dengan keluhan. “Kapan ya tercapai? Kok harus belajar ini dan itu?” Dulu, saya beranggapan jadi Trainer itu enak dan mudah. Jalan-jalan keluar daerah, ada EO yang ngadain. Dipanggil untuk ngisi training. Itulah kekeliruan saya dulu.

Padahal setelah saya menjalani. Ada hal lain mesti juga saya sadari sebagai bagian yang mesti saya pelajari. Ilmu marketing, design grafis dsb. Selain itu, dulu pernah berharap, bisa membantu orang lain. Kini hampir setiap hari bila Online, ada shahabat yang sharing, konseling dan curhat. Begitupula di inbox, ada yang minta saran dan sudut pandang dengan permasalahan yang dimiliki. Alhamdulillah, ini semua tentu harus dilayani dengan baik, sopan dan bijak. Karena sudah menjadi resiko dan bertanggung jawab atas pilihan hidup yang telah saya ditentukan. Walau pernah yang terlambat ditanggapi. Tapi sungguh itu menjadi pelajaran bagi saya.

Kembali dengan pertanyaan shahabat di MTGW diatas. Pak Mario kemudian memberi jawaban dengan pertanyaan? ”Siapakah yang memilih atasan yang belum bijak kepada bawahan yang digaji tidak sesuai pendidikan dan skill itu?” Tentu shahabat setujukan, jawabannya adalah KITA sendiri. Oleh karen itu, Bertangung jawablah dengan PILIHAN hidup.

Shahabat. Apapun tugas dan tangung jawab yang sedang diembankan kepada kita sekarang. Bahkan mungkin menjadi beban hidup saat ini. Mungkin, Shahabat sebagai dokter dan perawat, terimalah dengan tulus Ikhlas bila jam 12 malam ada yang minta bantuan untuk diobati. Shahabat yang sedang kuliah, ikhlaslah dengan tuntutan mata kuliah dijurusan yang telah kita PILIH. Yang sedang bekerja digaji kecil, sadari kembali, itu karena PILIHAN kita menerima pekerjaan itu dan untuk dibayar sejumlah itu. (boleh anda tambahkan sendiri konteks yang berhubungan dengan Anda, ya !)

Mari kita sadari kembali, itu semua adalah hasil dari keputusan PILIHAN yang telah kita tentukan. Oleh karena itu, supaya tidak ada lagi penyesalan dan keluhanMari kita perbaiki kembali PILIHAN kita. Dan setelah kita putuskan dengan PILIHAN tersebut, mari kita BERTANGGUNG JAWAB.

Jakarta 5 Juli 2010.


RAHMADSYAH
Motivator&Mind-Therapist I 081511448147 I Master Practitioner NLP
Hypnotherapist I
YM ; rahmad_aceh I www.facebook. com/rahmadsyah

Meraih Ampunan Sebelum Ajal Menjemput

Mungkin kita semua sudah akrab dengan kata tobat, insyaf, atau kata yang semakna dengan itu. Tahukah Anda bahwa tobat dapat dilakukan dengan mudah? Ya, cukup dengan satu kata yang ringan diucapkan di Iidah, tetapi sangat dalam maknanya. Kata itu adalah istigfar.

Kita sering melantunkan istigfar setiap selesai shalat atau dalam situasi tertentu, misalnya ketika marah. Meskipun demikian, apakah kita telah memetik hikmah dan manfaat yang besar dari amalan ini? Sejatinya istigfar mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi kita, baik di dunia terlebih di akhirat.

Ketahuilah bahwa tobat bukan hanya menghapus dosa, menghindarkan azab, tetapi juga akan mengantarkan pelakunya ke surga. Selain itu, tobat juga merupakan solusi atas berbagai masalah dan kesulitan hidup yang kita alami. Mengapa? Karena tobat juga mampu mendatangkan rezeki, nikmat, karunia, menghilangkan emosi jiwa yang negatif, dan mendatangkan ketenangan serta kebahagiaan hidup.

Buku “Tobat Sebelum Terlambat” terbitan QultumMedia ini mengajak kita semua untuk mengamalkan tobat secara konsisten, sehingga kita merasakan manfaat yang besar dalam kehidupan ini. Tobat yang bukan hanya terucap di mulut, tetapi mengaplikasikan kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari. Tobat dalam pengertian inilah yang akan memberikan manfaat yang besar bagi pelakunya di dunia dan akhirat.

Pada awal pembahasan...................


selengkapnya: http://qultummedia.com/Kabar-Qultum/Review-Buku/meraih-ampunan-sebelum-ajal-menjemput.html

Menyempurnakan Kualitas Ibadah Haji dan Umrah

Haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan sekali seumur hidup oleh setiap muslim, tetapi bagi yang mampu mengerjakannya. Mampu secara individu meliputi kesehatan jasmani dan rohani. Mampu secara ekonomi meliputi biaya hidup bagi dirinya dan keluarga yang ditinggalkan, serta cukup pengetahuan agama tentang ibadah haji (manasik haji).

Haji juga merupakan bentuk ketaatan paling utama, wahana mendekatkan diri paling mulia yang diridhai oleh Allah, Rabb Penguasa bumi dan langit. Selain itu, Haji juga sebagai ibadah paripurna seorang hamba dengan Allah SWT, tuntasnya beragama Islam dan kesempurnaan menjalankan syariatnya.

Oleh karenanya, sudah selayaknya setiap muslim menempuh cara yang benar agar ibadah hajinya mabrur dan umrahnya diterima. Tidak ada cara lain kecuali mengikuti petunjuk Nabi saw. Namun, banyak di kalangan kaum muslim yang enggan mendalami manasik haji, yang mengakibatkan mereka menjadi buta akan hukum-hukum dan tata cara pelaksanaan ibadah haji.

lbadah mereka tercampur dengan hal-hal bid’ah yang berdampak ditolaknya pahala ibadah hajinya. seseorang Hal tersebut lantaran tidak memenuhi syarat sahnya dalam beribadah. Pada akhirnya, acap kali dijumpai kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan ibadah haji, atau sekadar menjalankan ritual yang sebenarnya tidak memiliki daya dukung rujukan. Melakukan ritual haji atas dasar informasi yang didapat dari para teman yang telah melakukan ibadah haji. Ada juga kesalahan muncul sebagai akibat melihat jemaah lain. Kesalahan-kesalahan ini akhirnya tergandakan, bahkan cenderung pula dijadikan pedoman.

Timbullah pertanyaan dalam benak kita, sudah benarkah ibadah haji kita? Sudah sesuaikah dengan tuntunan Rasulullah? Masih adakah amalan-amalan bid’ah yang kita lakukan dalam mengerjakan ibadah haji?

Selengkapnya: http://qultummedia.com/Kabar-Qultum/Review-Buku/menyempurnakan-kualitas-ibadah-haji-dan-umrah.html

Menjadi Orang Paling Kaya dan Mulia dengan Sedekah

Menjadi orang kaya dan mulia adalah dambaan setiap manusia. Namun, tidak setiap manusia berkesempatan merasakan jadi kaya dan mulia. Peluangnya tetap berbuka kepada siapa pun, dengan catatan memenuhi persyaratan dan sistem yang telah digariskan oleh Allah SWT. Namun pertanyaannya, apakah kita sudah tahu dan memahami sistem yang Allah tetapkan untuk mencapai tujuan itu?

Semuanya telah digariskan teori-Nya dalam Al-Qur`an, hadits, dan sunah Rasul. Sedekah akan mengantarakan Anda kepada kekayaan dan kemuliaan di hadapan Allah dan manusia. Jika Anda bersedekah dan memenuhi ketentuannya, berarti Anda sedang membangun struktur kehidupan Anda menuju kemuliaan. Anda akan terus-menerus mendapat kejutan dalam kehidupan Anda. Tidak ada kebahagiaan yang lebih, dibanding menjadi mulia di hadapan Allah dan manusia, karena bersedekah berarti membangun hubungan sosial yang berlandaskan ridha Allah. Jangan tanya bagaimana Allah akan membayar Anda. Allah tidak akan kehabisan cara untuk melunasi Anda, bahkan dari angle yang tidak Anda bayangkan sekalipun.

"Dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq [65]: 3)

Jika Anda tidak memenuhi ketentuan sedekah, maka Anda akan berada dalam situasi penantian yang sia-sia. Anda akan terjebak dalam ketidaksabaran, karena sedekah Anda harus disalurkan untuk menutupi dosa-dosa dari perbuatan yang lain. Oleh sebab itu, taatilah rambu-rambunya dan hindari duri-durinya.

Selengkapnya: http://qultummedia.com/Kabar-Qultum/Review-Buku/menjadi-orang-paling-kaya-dan-mulia-dengan-sedekah.html

Dalam Surat Ar-Rahman ayat 26-27


 
http://www.dudung.net/images/quran/55/55_26.png
kullu man 'alayhaa faanin
[55:26] Semua yang ada di bumi itu akan binasa.



http://www.dudung.net/images/quran/55/55_27.png
wayabqaa wajhu rabbika dzuu aljalaali waal-ikraami
[55:27] Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Kemudian Rasulullah bersabda“…Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka, maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga. (Riwayat Bukhori dan Muslim).
Dalam hadits tersebut ditegaskan bahwa kodisi keimanan penghujung hayat seseorang sangat menentukan nasibnya kelak di akhirat. Walaupun seorang hamba sudah berbuat kebaikan selama hidupnya, sehingga bisa dikatakan sebagai ahli syurga,  tetapi pada saat meninggal dia kufur, maka Allah akan memasukannya ke dalam Neraka (su’ul khatimah). Sebaliknya walaupun seorang hamba telah melakukan maksiat hampir sepanjang hayat, sehingga orang mengatakannya sebagai ahli neraka, namun pada saat ia meninggal dalam keadaan taubat dengan taubat yang sebenar-benarnya, maka Allah akan memasukannya ke dalam Syurga-Nya (husnul khatimah).
Berbuat baiklah selalu, karena kita tak tahu kapan tiba waktu itu.

Apa Benar Tape Itu Termasuk Alkohol?


Pertanyaan:
Apa hukum makan tape (ketan atau singkong), karena di dalamnya ada alkohol?

Jawaban:

Tape halal, tidak ada yang perlu dirumitkan dalam masalah ini, karena yang diharamkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah makanan dan minuman yang memabukkan, dan pengertian memabukkan adalah yang menghilangkan akal disebabkan oleh makanan atau minuman tersebut. Oleh karenanya, jika makanan tersebut dikonsumsi dengan banyak lalu memabukkan, maka mengkonsumsinya meski sedikit pun menjadi haram, berdasarkan sabda Rasulullah,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ وَمَا أَسْكَرَ مِنْهُ الْفَرْقُ فَمِلْءُ الْكَفِّ مِنْهُ حَرَامٌ
“Dari Aisyah, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Setiap yang memabukkan itu haram, dan kalau (minum) satu gentong itu memabukkan, maka meminum satu ciduk tangan pun haram.’” (Hr. Abu Daud: 3587, Tirmizi: 1928, dengan sanad shahih)
Dengan ini, maka illat dan patokannya adalah apakah makanan atau minuman tersebut memabukkan ataukah tidak. Kalau memabukkan berarti haram, sedangkan kalau tidak, berarti halal. Bukan karena ada unsur alkohol ataukah tidak, karena makanan yang mengandung unsur alkohol tidak hanya tape, tetapi juga beberapa buah-buahan, seperti durian, juga minuman yang diambil dari buah pohon siwalan (legen, dalam bahasa Jawa). Bahkan, nasi pun mengandung unsur alkohol.
Namun ada dua hal yang perlu diingat:
1.        
Harap dibedakan antara memabukkan (hilang akal) dengan sakit mabuk karena makan makanan tertentu. Bisa saja sebuah makanan menyebabkan sakit bila dikonsumsi, mungkin karena berlebihan atau mungkin karena alergi. Namun, ini bukan termasuk makanan yang memabukkan karena memabukkan adalah menghilangkan akal.
2.        
Patokan apakah makanan atau minuman itu memabukkan ataukah tidak adalah jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang yang belum pernah minum minuman keras, bukan orang yang sudah biasa teler karena sering minum minuman keras. Wallahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali pada Majalah Al-Furqon, edisi 12, tahun ke-7, 1430 H/2009 M.
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi KonsultasiSyariah. com)

Sumber:
http://konsultasisy ariah.com/ fikih/halal- haram/apa- benar-tape- itu-termasuk- alkohol.html

Perkawinan Sebuah Fitrah Kemanusiaan

Agama Islam adalah agama fithrah, dan manusia diciptakan Alloh Subhanahu wa Ta'ala cocok dengan fitrah ini, karena itu Alloh Subhanahu wa Ta'ala menyuruh manusia menghadapkan diri ke agama fithrah agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan. Sehingga manusia berjalan di atas fithrahnya. Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan untuk nikah, karena nikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Bila gharizah ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah yaitu perkawinan, maka ia akan mencari jalan-jalan syetan yang banyak menjerumuskan ke lembah hitam.

Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala , yang artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS: Ar-Ruum: 30).

A. Islam Menganjurkan Nikah
Islam telah menjadikan ikatan perkawinan yang sah berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana untuk membina keluarga yang Islami. Penghargaan Islam terhadap ikatan perkawinan besar sekali, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama. Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata, telah bersabda Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam, yang artinya: "Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi". (HR: Thabrani dan Hakim).

B. Islam Tidak Menyukai Membujang
Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah. Anas bin Malik radliyallahu 'anhu berkata: "Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk nikah dan melarang kami membujang dengan larangan yang keras". Dan beliau bersabda yang artinya: "Nikahilah perempuan yang banyak anak dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya umatku dihadapan para Nabi kelak di hari kiamat". (HR: Ahmad dan di shahihkan oleh Ibnu Hibban).

Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya kepada istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang peribadatan beliau, kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan peribadatan mereka. Salah seorang berkata: Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus. Dan yang lain berkata: Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya .... Ketika hal itu didengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau keluar seraya bersabda, yang artinya: "Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu, sungguh demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga mengawini perempuan. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku". (HR: Bukhari dan Muslim).

Orang yang mempunyai akal dan bashirah tidak akan mau menjerumuskan dirinya ke jalan kesesatan dengan hidup membujang. Kata Syaikh Hussain Muhammad Yusuf: "Hidup membujang adalah suatu kehidupan yang kering dan gersang, hidup yang tidak mempunyai makna dan tujuan. Suatu kehidupan yang hampa dari berbagai keutamaan insani yang pada umumnya ditegakkan atas dasar egoisme dan mementingkan diri sendiri serta ingin terlepas dari semua tanggung jawab".

Orang yang membujang pada umumnya hanya hidup untuk dirinya sendiri. Mereka membujang bersama hawa nafsu yang selalu bergelora, hingga kemurnian semangat dan rohaninya menjadi keruh. Mereka selalu ada dalam pergolakan melawan fitrahnya, kendatipun ketaqwaan mereka dapat diandalkan, namun pergolakan yang terjadi secara terus menerus lama kelamaan akan melemahkan iman dan ketahanan jiwa serta mengganggu kesehatan dan akan membawanya ke lembah kenistaan.

Jadi orang yang enggan menikah baik itu laki-laki atau perempuan, maka mereka itu sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidup ini. Mereka itu adalah orang yang paling tidak menikmati kebahagiaan hidup, baik kesenangan bersifat sensual maupun spiritual. Mungkin mereka kaya, namun mereka miskin dari karunia Alloh.

Islam menolak sistem ke-rahib-an karena sistem tersebut bertentangan dengan fitrah kemanusiaan, dan bahkan sikap itu berarti melawan sunnah dan kodrat Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang telah ditetapkan bagi makhluknya. Sikap enggan membina rumah tangga karena takut miskin adalah sikap orang jahil (bodoh), karena semua rezeki sudah diatur oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala sejak manusia berada di alam rahim, dan manusia tidak bisa menteorikan rezeki yang dikaruniakan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, misalnya ia berkata: "Bila saya hidup sendiri gaji saya cukup, tapi bila punya istri tidak cukup ?!".

Perkataan ini adalah perkataan yang batil, karena bertentangan dengan ayat-ayat Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan hadits-hadits Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam. Alloh Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk kawin, dan seandainya mereka fakir pasti Alloh akan membantu dengan memberi rezeki kepadanya. Alloh Subhanahu wa Ta'ala menjanjikan suatu pertolongan kepada orang yang nikah, dalam firman-Nya, yang artinya: "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS: An-Nur: 32).

Rasululloh shallallahu 'alaihi wa sallam menguatkan janji Alloh itu dengan sabdanya, yang artinya: "Ada tiga golongan manusia yang berhak Alloh tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka, dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR: Ahmad 2: 251, Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits No. 2518, dan Hakim 2: 160 dari shahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anhu).

Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu pernah berkata: "Jika umurku tinggal sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih suka menikah daripada aku harus menemui Allah sebagai seorang bujangan". (Tuhfatul 'Arus hal. 20).

(Sumber Rujukan: Berbagai Sumber dari Al-Qur'an dan As Sunnah serta Kitab-Kitab Hadits)

Indahnya Pernikahan Dalam Islam

Menurut Muhammad Fauzil Adhim, pakar pernikahan dan parenting, hubungan suami dan istri dalam islam bukan berlandasan kepada kewajiban (misalnya, bakti istri pada suami). Tapi apapun yang dilakukan suami atau istri terhadap pasangannya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah s w t.

Dengan kata lain, intinya adalah hubungan yang lebih tulus semata mata karena Allah dan bukan karena sesuatu yang bisa dibeli dengan uang (tidak bersifat transaksional).

Misalnya, kalau kita bisa melakukan yang lebih baik kepada pasangan kita, kenapa tidak.
Karena orientasinya adalah mencari ridho Allah atau mengharapkan pahala dari Allah. Dan bukan mengharapkan balasan yang lebih baik dari pasangan kita. Jika kemudian ia ternyata membalas kebaikan kita dengan yang lebih baik lagi, maka itu merupakan sunnatullah.

Menurut Fauzil (mantan dosen psikologi UII jogyakarta), yang membuat pernikahan bahagia adalah karena orientasi pernikahan yang kuat. Semakin kuat orientasinya, semakin besar peluang pernikahan itu bertahan lama dan bahagia.

Sebaliknya, pernikahan yang dilandasi oleh harapan harapan akan menimbulkan masalah dan mendatangkan kekecewaan. Misalnya seorang laki laki yang menikahi perempuam berjilbab yang juga seorang muslim aktivis, kata Fauzil. Ketika ia hendak shalat tahajjud, ternyata istrinya sulit dibangunkan. Kalau pernikahannya dilandasi harapan, maka ia akan kecewa karena tidak sesuai dengan yang ia harapkan.

Namun kalau pernikahannya berangkat dari orientasi ketaatan kepada Allah, semua itu indah saja.

Menurut Fauzil, Ketaatan kepada Allah tidak harus mengabaikan hak hak yang bersifat fisik. Misalnya, kecantikan, pakaian dan sebagainya perlu diperhatikan sebagai bahagian dari bentuk ketaatan kepada Allah. Sebaliknya, suami berpenampilan rapi, mengenakan pakaian bagus, dan memakai parfum yang disukai oleh istri.

Akhirnya, keindahan dan kebahagian pernikahan akan tercapai bila pola hubungan suami istri itu seimbang, tegas Fauzil. Suami tahu akan hak istri, dan istri tahu akan hak suami.
Masing masing juga tahu dan sadar akan kewajibannya sebagai suami atau istri.

Dengan kata lain, sebuah pernikahan yang bahagia adalah jika suami berorientasi memenuhi hak istri dan melaksanakan kewajibannya sebagai suami. Dan sebaliknya. Insya Allah.

Sumber: http://id.shvoong.com

=================

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Minggu, 25 Oktober 2015

Managemen Keliru ; dibahas saat Provokasi Smart FM edisi 8 Juli 2010.


By ; Rahmadsyah Mind-Therapist

Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang baik. Semoga note pendek saya ini menyapa Anda dalam penuh hati yang damai, tentram dan cemerlang. Sehingga keindahan dan gelora kebahagiaan yang sekarang kita rasakan, kita syukuri penuh totalitas, sehingga tersebarkan keorang-orang terdekat kita.
 
Jam 19.00 tadi, saya mendapat kesempatan untuk jadi guest Provocatuer di Smart FM. Pada acara PROVOKASI, yang tuan rumahnya pak Prasetya M Brata. Tema yang kami bahas adalah tentang ”Keliru”, semoga sharing lewat note ini merangkum apa yang disharingkan tadi.
 
Berbicara mengenai keliru, setiap kita sudah tentu pernah mengalami nya, bukan? Keliru jalan, keliru pakai baju, keliru bicara, keliru belanja, keliru minum obat, keliru terima kerjaan, keliru nulis, keliru pemahaman (Keyakinan & value), keliru cara dan berbagai macam konteks lainya. Semoga shahabat tidak keliru tetap membaca sampai pada inti poin sharing ini.
 
Sebelum saya lanjutkan, saya mau memperjelas, makna keliru yang saya maksud disini. Keliru adalah pemahaman berupa pengertian yang membuat kita menjadi SADAR, bahwa cara-cara yang telah kita lakukan itu tidak mengantarkan kita kepada hal yang kita inginkan. Sehingga membuat kita bertanggung jawab atas kekeliruan tersebut.
 
Jadi, pada dasarnya, keliru itu adalah hasil pemahaman baru pada waktu sekarang. Terhadap, Apakah itu niat, fikiran dan tindakan yang telah berlalu. Supaya, kita tau dan sadar, apa tepat, cocok, sesuai dan bijak untuk kita niatkan, fikirkan dan lakukan. Sehingga terwujud, tercapai, dan kita mendapatkan, apa yang kita inginkan (Sesuai outcome).
 
Pada sesi ketiga, ada sms masuk dari pendengar Provokasi, ”Mengapa kita sering keliru dan bagiamana supaya kita bertangung jawab?”. Mungkin hal serupa yang muncul dibenak anda. Sebelumnya, saya ucapkan selamat kepada beliau karena sudah sadar keliru. Pengalaman pribadi saya, yang membuat saya melakukan keliru (niat, fikiran, ucapan dan tindakan), karena tidak menyadari apa yang saya lakukan. Akibat dari tidak menyadari, membuat saya sulit untuk bertanggung jawab. Nah, menjadi pertanyaan, bagaimana agar kesadaran itu hadir?
 
Kesadaran itu muncul karena ada nya kejelasan, kejelasan disebabkan oleh perbedaan, perbedaan diketahui dari perbandingan. Sehingga, kalau kita strukturkan ”Perbandingan – perbedaan – Kejelasan – Kesadaran”. Jadi, supaya kita dapat bertanggung jawab, maka kita mesti SADAR. (Mari kita bertanggung jawab atas pilihan yang telah kita putuskan).
 
Kemudian Ibu Nancy (Host smart FM) membacakan lagi pertanyaan dari pendengar lain, "Bagaimana melupakan Kekeliruan dan memaafkan diri, terhadap peristiwa (hal) yang telah terjadi?” Sebenarnya apapun yang pernah masuk kedalam memory otak kita, maka hal itu tidak terlupakan lagi. Cuma, kita tidak menyadari saja.
 
Sebagaimana arti kekeliruan diatas, bahwa itu sesuatu peristiwa yang sudah berlalu. Maka, yang bijak kita lakukan adalah bukan melupakan, tetapi bagaimana kita menyikapinya? Hemat saya hal itu patut kita syukuri telah terjadi. Karena, dengan itulah kita bisa tau apa yang tepat, sesuai, cocok dan bijak kita lakukan kedepannya.
 
Namun, apabila kekeliruan yang telah kita akui itu, masih meninggalkan bekas berupa rasa yang tidak menyenangkan, bahkan terus menganggu kehidupan kita sekarang. Mari kita sadari, Ini terjadi karena kita belum mampu mengambil hikmah atau pembelajaran dari hal itu. Dalam hal ini, mungkin kita butuh bantuan orang lain, baik itu teman yang mampu dalam hal tersebut, psikolog, Mind-therapist atau siapapun yang kita anggap capable. (Shahabat bisa membaca tip Mind-Therapy Memaafkan diri sendiri).
 
Setelah itu, ada pertanyaan lain. Bagaimana agar kita tidak keliru (menghindarinya) ? Saya yakin, dalam beberapa konteks, tentu kita dituntut agar tidak boleh keliru sedikit pun. Apalagi berhubungan dengan nyawa, iyakan? Saya ingin perjelas, managemen keliru yang saya maksud disini, bukanlah mengabaikan perencanaan, atau melakukan pengambilan keputusan tanpa analisis (Asal-asalan) . Tetapi, Pemahaman, pengertian dan menyadari betul, akan proses (Fikiran, ucapan dan tindakan) dilakukan. Sehingga, kita akan sangat bertangung jawab pada hasil apapun yang terjadi. Dan kita pun akan sangat mengetahui, cara apa yang tepat dan sesuai. (Karena kita SADAR).
 
Jadi kesimpulannya adalah mari kita percepat proses kesadaran kita, terutama dalam hal kekeliruan kita. Cara kita menyadari keliru adalah Jujur. Maka jujurlah pada diri kita sendiri, Kemudian mari kita BERTANGGUNG JAWAB.
 
Jakarta 8 July 2010.


RAHMADSYAH
Motivator&Mind-Therapist I 081511448147 I Master Practitioner NLP
Hypnotherapist I
YM ; rahmad_aceh I www.facebook. com/rahmadsyah

www.rahmadsyahnlp. blogspot. com

Ada Iklan Rokok....

Ada iklan rokok, menampilkan model pria yang terlihat jantan. Hati-hati, jangan sampai tertipu apalagi terpesona dengan tampilan sang model yang jantan. Karena merokok, justru menunjukkan pria itu tidak jantan, dalam arti perilaku, bukan fisik.

Kalau anda seorang ikhwan perokok, dan belum nikah juga, berarti anda jauh dari yang namanya JANTAN. Karena seorang ikhwan yang jantan dan beriman seharusnya membawa kebaikan, bukan keburukan. Dan merokok lebih banyak keburukannya.

Kalau anda seorang ikhwan perokok, dan sudah menikah, apalagi sudah memiliki keturunan, berarti anda lebih jauh lagi dari yang namanya JANTAN. Karena seorang suami yang sekaligus seorang ayah yang benar-benar jantan, seharusnya menjadi pemimpin yang bisa membuat keluarganya menjadi lebih baik, bukan lebih buruk karena merokok. Karena rokok lebih banyak keburukannya.

Jadi, JANGAN MEROKOK kalau ingin disebut JANTAN. Tapi MENIKAHLAH bagi ikhwan yang masih single, agar terbukti KEJANTANANMU.

Jadi, JANGAN MEROKOK kalau ingin disebut suami atau ayah yang JANTAN. Tapi jadilah Imam Keluarga yang mengajak kepada kebaikan bukan keburukan, dan berani bertanggung jawab dunia akhirat, agar terbukti KEJANTANANMU.

Jadi, seorang ikhwan yang menikah dan tidak merokok, itulah IKHWAN JANTAN SEJATI.

Jadi, JANGAN MEROKOK dan AYO MENIKAH!!!

Rico Atmaka - Koordinator MKI
02150212373 / 08881316837 / 08558406013

Makna Silaturahim


oleh Aa Gym

=========
Rasulullah SAW mengatakan dalam H.R Bukhari dan Muslim bahwa “barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubungkan tali silaturahim.”


Istilah silaturahim di tengah-tengah masyarakat kita sering diartikan sebagai kegiatan kunjung-mengunjungi, saling bertegur sapa, saling menolong, dan saling berbuat kebaikan. Namun, sesungguhnya bukan itu makna silaturahim sesungguhnya. Silaturahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau memohon maaf belaka. Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang, maka silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda, "Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).


Demikian, silaturahmi pun memiliki fadhilah yang mustajab untuk mendatangkan kebaikan; bahkan keburukan, bila memutuskannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasul saw: "Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? 'Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,' sabda Rasulullah SAW, 'adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah).


Rasulullah Saw juga pernah bersabda bahwa “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” Sudah ada balasan dari Allah bagi orang yang bersilaturahim yaitu surge, dan sebaliknya bagi orang yang memutuskan tali silaturahim yaitu neraka. Begitu besarnya balasan Allah sehingga begitu besar juga cobaan yang akan dihadapi. Dalam cobaan tersebut, hendaknya tidak mendahulukan hawa nafsu dan dendam, sehingga akan hilang balasan surga dari Allah.


Rasulullah SAW memberikan tips kepada kita agar terjalin saling mencintai dengan sesama muslim, yakni:
  1. Tebarkan salam
  2. Menghubungkan tali silaturahim
  3. Memberi makan kepada yang membutuhkan.


Betapa pentingnya silaturahim dalam hubungan sesame, Rasulullah saw berpesan “sayangilah apa yang ada di muka bumi, niscaya Allah dan semesta alam akan menyayangimu” (H.R Tirmidzi), yang dapat diartikan bahwa hak saling berkasih sayang dan silaturahim tidak terbatas pada kerabat, tetapi sesama makhluk ciptaan Allah SWT.


Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi tidak hanya tampilan lahiriah belaka, namun harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi amalan lahiriah dan amalan hatinya, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat silaturahmi lebih baik. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi bila kita bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya.

Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).

Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Semoga kita bisa meraih surga Nya dengan membina silaturahim antar sesama.


========sumber:eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Menjauhi Sifat-sifat Orang Munafik Agar Meninggal Husnul Khatimah

By : alihozi

Hari Jum'at yang lalu saya mendengarkan ceramah guru ngaji saya Pak Ustdz Hasbullah Al-Batawi di penggilingan Cakung. Sungguh bagus sekali , beliau membahas tentang sifat-sifat orang munafik dari aspek ibadah. Berikut saya ingin sharing kepada rekan-rekan pembaca tentang sifat-sifat orang munafik tsb :

1. Orang munafik itu kalau mengerjakan shalat bermalas-malasan , selalu mengulur-ngulur waktu shalat.

2. Orang munafik itu kalau mengerjakan shalat juga ibadah lainnya bermaksud riya di hadapan orang banyak yaitu mengharapkan pujian orang atau mengharapkan penghormatan orang lain.

3.Orang munafik itu kalau menyebut nama Allah,SWT (berzikir) itu sedikit sekali, setiap habis shalat langsung jalan , tidak mau berzikir mengucapkan tasbih,tahmid dan takbir yang diajarkan baginda Rasulullah,SAW.

4. Dan terakhir orang munafik itu selalu ragu-ragu antara beriman atau kafir.

Demikianlah penjelasan Ustadz Hasbullah Al-Batawi tentang perihal sifat-sifat orang munafik tsb di atas yang diambil dari Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 142-143. Kita harus berusaha dan berdo'a memohon kepada Allah,SWT agar dijauhi dari sifat-sifat orang munafik tsb di atas agar kita bisa mendapatkan kaeridhaan Allah,SWT dan mendapatkan akhir hidup yang Husnul Khatimah. Amiin

Salam Al-Faqir

http://alihozi77.blogspot.com

BAZIS

HARTA, adalah amanat dari Alloh SWT yang kelak akan dimintakan pertanggungjawabannya di akherat saat yaumul hisab, begitu banyak ayat2 Al-Qur'an yang memerintahkan kita agar berzakat (sejajar dengan sholat). Nah, jika Sholat sudah rutin kita jalankan, apakah demikian halnya dengan zakat kita. Nah, daripada bingung-bingung kemana zakat akan disalurkan, mungkin sobat bisa salurkan ke nomor rekening dibawah, sesuaikan dengan bank tempat sobat menabung :

Note : Dengan adanya Fatwa dari MUI yang mengharamkan bunga bank (riba) adalah HARAM, maka saya hanya tampilkan nomor rekening dari bank-bank syari'ah saja.

<--------------------------------->
DSUQ (http://www.rumahzakat.org/)
<--------------------------------->

Ada satu lembaga zakat di Bandung yang dulunya dikenal dengan DSUQ (Dompet sosial ummul Quro) dan telah menjadi lembaga zakat nasional dan telah berganti nama menjadi Rumah Zakat Indonesia-Dsuq. kini telah mempunyai beberapa cabang seperti Tangerang, Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Adapun program yang dilaksanakan:
1. Kembalikan senyum anak bangsa (beasiswa anak yatim piatu)
2. Desa Binaan
3. Hewan Qurban
4. Pengembangan Usaha Kecil
5. Operasi katarak Gratis
6. Layanan mobil jenazah Gratis
Untuk lebih jelasnya silahkan hubungi www.rumahzakat.net/i_cabang.htm. Bagi yang berminat untuk menjadi Relawan di RZI ini tiap tahunnya membuka pendaftaran setiap bulan September, banyak hal yang bisa dilakukan disana.
semoga bermanfaat bagi sobat semuanya.
Tetap Semangat Bahagiakan Ummat.(Motto Relawan RZI-dsuq)

Daftar rekening-nya adalah :
BSM KPO Tamrin, 009.004645.9, a.n. DSUQ
BMI Rawamangun, 306.00027.15, a.n. Ummul Quro
BCA Juanda, 777.0300121, a.n. Ummul Quro
BNI, 269.000438059.001, a.n. DSUQ
Bank Niaga, 224-01-00200-009, a.n. DUSQ
Bank Mega, 01-072-00-11-00058-4, a.n. DSUQ
Citybank, 8.001738.227 (Rupiah), a.n. Ummul Quro
Citybank, 8.001738.210 (Dollar), a.n. Ummul Quro
Bank Mandiri, 1370002196877, a.n. DSUQ
Bank Syariah Mandiri, 008 0068281, a.n Rumah Zakat Indonesia DSUQ

<------------------------------------------->
Dompet Dhuafa (http://www.ddbandung.or.id/)
<------------------------------------------->

DANA ZAKAT :
BMI, 101.00209.15
BSM, 007.0017849
BNI Syari'ah, 808.39009.001

DANA INFAQ-SHADAQOH :
BMI, 103.00014.15
BSM, 007.0088833

DANA SOSIAL KEMANUSIAAN :
-

DANA PENDIDIKAN :
-

Semua nomor rekening diatas atas nama "Dompet Dhuafa Bandung"! Jangan lupa untuk memeriksa kesesuaian nomor rekening dengan nama tersebut saat sobat melakukan transfer via ATM. Mohon koreksi kalo ada nomor yang salah!

Untuk sobat yang berada di-dalam kota Bandung, bisa memanfaatkan layanan Jemput Zakat untuk kemudahan, silahkan hubungi 022-6120218 atau 022-6032281

Untuk konsultasi seputar Zakat, bisa menghubungi via email ke konsultasi@dd.or.id

<--------------------------------------------------->
Baitul Maal Muamalat (http://www.baitulmaal.or.id/)
<--------------------------------------------------->

BANK MUAMALAT NDONESIA
Zakat: No. 301.00001.12
Infaq: No. 301.00002.12
Bantuan Kemanusiaan: No. 301.00014.12

BANK NEGARA INDONESIA
-

KANTOR PUSAT
Gedung Artha loka Lantai 5
Jl. Jendral Sudirman Kav. 2 - Jakarta 10220
Telp: (62-21) 2511414, 2511451, 2511470 Ext. 332, 335.
Fax.: (62-21) 2512318
E-mail: bmm2000@indosat.net.id

<------------------------------------------------->
Pos Keadilan Peduli Umat (http://www.pkpu.or.id/)
<------------------------------------------------->

Rekening a.n Pos Keadilan Peduli Ummat:
:: Rekening Zakat
BMI fatmawati No.304.00086.15
BSM Mampang No.003.000.9002

:: Rekening Kemanusiaan
BMI Sudirman No.301.00354.15
BSM Mampang N0.003.000.6216

:: Rekening Yatim dan Janda
-

:: Rekening Qurban
BSM Mampang No.003.001.5993
BNI Syariah Fatmawati No. 807.000022222.002

:: Rekening Wakaf
-

DAFTAR ANJUNGAN ZAKAT MANDIRI (AZM) POS KEADILAN PEDULI UMMAT
- Indosat, Podium Depan, Lt.4, Jl. Medan Merdeka Barat 21, Jakpus
- Satelindo, Auditorium, Jl.Daan Mogot Kav.11, Jakbar
- Ged.Rekayasa Industri, Lt.5, Jl. Kalibata Timur No.36, Jaksel
- Wisma Metropolitan I, Lt.4, Jl.Jend.Surdiman, Jaksel
- Pajak Kalibata, Masjid Sholahuddin, Jl.Makam Pahlawan Kalibata, Jaksel
- RS Pelni Petamburan, Masjid Al Fatonah Jl.KS Tubun No.92 Jakbar
- Kantor Pelayanan Pajak Pulo Gadung, Masjid Kantor, Jl. Pramuka Kav.31, Jaktim
- Manggala Wanabakti, Masjid Nurul Azzam, Jaksel
- PT. Telkomsel, Ged Graha Surya Internusa, Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-0 Lt 18, Jaksel
- Wisma BNI, Lt.41, Jl. Jend. Sudirman, Jaksel
- Departemen Keuangan, Masjid Al Amanah, Jl. DR. Wahidin, Lap. Banteng, Jakpus
- Ditjen Pajak
- BEJ

<----------------------------------------------->
DPU Daarut Tauhiid (http://www.dpu-online.com/)
<----------------------------------------------->

ZAKAT
Bank Muamalat Indonesia, 103-00011-15
Bank Syariah Mandiri Bandung, 007-006-7473
BMT-Daarut Tauhiid, 102.613

INFAQ SHODAQOH
BNI Syariah Bandung, 808-88888-002
Bank Muamalat Indonesia, 103-00012-15
Bank Syariah Mandiri Bandung, 007-006-7576
BMT-Daarut Tauhiid, 102.615

WAQAF
BNI Syariah Bandung, 808-88888-003
Bank Muamalat Indonesia, 103-00013-15
Bank Syariah Mandiri Bandung, 007-007-2828
BMT-Daarut Tauhiid, 102.611

DANA PRODUKTIF
BNI Syariah Bandung, 808-88888-004
Bank Muamalat Indonesia, 103-00008-15
BNI Syariah Bandung, 808-88888-004
BMT-Daarut Tauhiid, 102.611

Catatan :
Jika di kota lain ada nomor rekening yang sobat tahu, silahkan beritahukan saya via email ke alamat admin@sobat-azzam.info
--
Keep Amar Ma'ruf Nahi Munkar on the Net, euy!

Beberapa faktor dan alasan kenapa mereka terlambat menikah


Diantara realita yang sering kita temui banyaknya wanita yang terlambat menikah, atau bahkan laki-laki yang terlambat  menikah hal ini adalah sebuah permasalahan yang harus dicarikan penyebab dan solusinya. Apalagi tak jarang sebagian mereka terjatuh dalam perbuatan maksiat. Dibawah ini diantara sebab dan alasan kenapa banyak para pemuda dan pemudi kaum muslimin yang terlambat menikah :

Pertama : Lemahnya pemahaman tentang agungnya syariat menikah
Diantara faktor kenapa banyaknya orang yang menunda menikah tanpa alasan syar’i atau terlambat menikah adalah karena lemahnya pengetahuan seseorang tentang agungnya syariat menikah, atau manfaat yang besar yang terkandung didalamnya. Padahal selain merupakan perkara fitrah manusia menikah mempunyai manfaat dan kebaikkan yang sangat banyak, baik kebaikkan yang sifatnya dalam urusan dunia ataupun akhirat seseorang. Cukuplah jika sendainya setiap orang mengetahui  bahwasannya dengan menikah seseorang akan terpenuhi kebutuhan biologisnya secara aman dan halal, menjadi sebab terjaganya dia dari perbuatan maksiat, mendapat ketenangan hidup dan memperoleh keturunan membuat ia tergerak untuk menikah. Banyak dalil tentang hal itu. Allah Ta’ala berfirman
” Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri – isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang “ ( Qs. Ar Ruum : 21 )
Rasullullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :  ” Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah  maka menikahlah dikarenakan  dengan menikah dapat lebih menundukkan pandangan  dan menjaga kemaluan  dan barangsiapa tidak mampu menikah maka baginya untuk berpuasa  hal itu sebagai tameng baginya.“ ( HR. Bukhari dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘Anhu )
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Jika mati seorang manusia, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara : Shadaqah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Muslim)
Kedua : Ingin menyelesaikan studi dulu
Inilah diantara faktor banyaknya dari para wanita yang telat menikah dikarenakan ingin menyelesaikan studi dulu dan tak jarang dari mereka yang menolak lamaran untuk menikah. Padahal Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam bersabda : “ Jika datang kepada kalian seorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan anak kalian). Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dibumi dan kerusakkan yang besar “ (HR. at-Tirmidzi, al-Baihaqi dan ini lafadznya, dihasankan oleh syaikh al AlBani) setelah berlalunya waktu yang menambah umurnya maka sebagian mereka baru tersadar mereka sudah mencapai umur wanita yang sulit untuk menikah. Ketika dia melihat wanita sebayanya bahagia bersama suami dan anak anak mereka, sedangkan dirinya masih menanti seorang suami.
Ketiga : Pandangan terlalu idealis mengenai pasangan hidup
Yaitu tidak adanya sikap merasa cukup dengan perkara-perkara yang penting dan darurat. Tidak adanya sikap menyesuaikan dengan realita yang ada. Dia meletakkan syarat-syarat khusus yang terlintas dibenaknya dari sifat kesempurnaan untuk suami yang dia impikan dan tidak mau mengalah sedikit saja dari kriterianya itu. Ini diantara faktor kenapa sebagian orang terlambat menikah.
Seorang wanita menuturkan kisahnya ” Walaupun usiaku mendekati 40 tahun tetapi saya  tetap menginginkan  agar suami kelak adalah seorang  yang memilki kemuliaan, kemampuan materinya diatas pertengahan dan dia memiliki gelar yang tinggi. Tetapi sebenarnya saya setelah umur ini ketika saudara-saudara perempuanku mengunjungiku bersama para suami dan anak-anak mereka, saya merasakan kesedihan yang sangat dahsyat dan saya ingin seperti mereka, saya bisa mengunjungi kelurgaku dan bisa berpergian bersama suami dan anak-anakku.” Inilah diantara kisah seorang wanita yang tertipu dengan idealisme mimpi.
Keempat : Faktor keluarga
Diantara faktor yang menyebabkan seorang wanita terlambat menikah bahkan sebagian mereka tidak menikah adalah faktor keluarga, baik dari pihak ayah, ibu atau saudara kandungnya. Tidak jarang seorang pria yang shaleh ditolak tanpa alasan syar’i ketika melamar seorang wanita yang keduanya sudah sama-sama cocok.
Kisah seorang akhwat yang gagal dalam prosesnya sama seorang ikhwan padahal sudah sangat panjang dan susah perjalanan yang mereka tempuh sampai ketaraf khitbah (lamaran) dan penentuan tanggal akadnya, akhirnya harus kandas ditengah jalan ketika ibunya tidak terima karena alasan yang tidak syar’i.
Kisah seorang akhwat  di Jawa Tengah yang harus berhadapan dengan seorang ayah yang tidak setuju dia menikah mendahului kakaknya yang belum menikah.
Kisah seorang akhwat nan jauh disana gagal menikah dengan dipoligami, padahal dirinya telah siap dan cocok dengan calonnya, begitu juga orang tuanya dan kakaknya setuju akan tetapi saudara perempuannya yang mempunyai pengaruh didalam keluarganya menolaknya dengan berkata, kamu boleh punya teman 2, 3 dan 4 tapi jangan menjadi istri yang ke 2, 3 atau 4.
Kelima : Meniti Karir
Perkara ingin meniti karir hingga kepuncaknya atau sesuai dengan apa yang ia inginkan menjadi sebab sebagian wanita memasuki usia sulit untuk menikah, mereka sibuk dengan studinya, kemudian karirnya mereka berpandangan dengan menikah akan terhambat karirnya. Mereka tidak sadar bahwa tugas seorang wanita adalah menjadi ibu rumah tangga. Seiring berjalannya waktu mereka tak sadar bahwa usia mereka kian bertambah, laki-laki yang dulu pernah datang ingin meminangnya kini telah menikah dan masyarakat menganggap di wanita yang sulit untuk dipinang, maka ketika karir yang dia inginkan sudah tercapai, ternyata usianya tidak seperti yang dulu disamping para laki-laki enggan untuk maju kepadanya dikarenakan faktor usia, khawatir ditolak, minder dengan karirnya yang tak sebanding dengan dirinya akhirnya diapun menjadi perawan tua yang gelisah sepanjang hari didalam penantian akan datangnya seorang suami.
Keenam : Belum mapan
Ini diantara faktor yang menjadi sebab banyaknya pemuda kaum muslimin yang menunda menikah padahal diantara mereka ada yang hukumnya sudah wajib untuk menikah, bahkan tak sedikit yang terjatuh dalam perbuatan maksiat. Jadi kenapa dia harus menunggu mapan dengan ukuran harus punya rumah sendiri, kendaraan sendiri, gaji bulanan dan yang lainnya. Jika ia mampu menikah membiyayai pernikahan yang sederhana lalu setelah itu ia berusaha memenuhi kebutuhannya seperti rumah, kendaraan misalnya maka hal itu perkara yang baik. Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman
“ Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (untuk kawin) dari hamba sahayamu laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui “ (Qs. An Nur’ : 32 )
Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurrahman As Sa’di Rahimahullah  :“ ( Pada ayat Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia Nya ) Tidak menghalangi mereka apa yang mereka khawatirkan bahwasannya jika mereka menikah akan menjadi miskin dengan  disebabkan banyaknya tanggunan dan yang semisalnya. Didalam ayat ini terdapat anjuran untuk menikah dan janji Allah bagi orang yang menikah dengan diberikan kekayaan setelah sebelumnya miskin “ (Taisiir ar Karimi ar Rahman pada ayat ini )
Ketujuh : Lingkungan yang jelek
Lingkungan yang jelek sangat mempengaruhi dalam membentuk kepribadian seseorang, masyarakat yang jauh dari nilai-nilai agama, sangat mempengaruhi pola pikir para pemuda dan pemudi dalam keinginannya untuk menikah. Maka sangat jarang pemuda yang ingin segera menikah ketika ia jauh dari agama, hidup ditengah-tengah masyarakat yang rusak, tersebarnya fitnah syahwat, perzinaan dan pelacuran. Karena dia menganggap suatu hal yang aneh ketika ia harus menikah muda padahal dia bisa bersenang-senang dengan wanita yang mana saja yang ia sukai tanpa harus menikah dan memikul tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Disatu sisi jika seorang pemuda yang taat beragama ingin segera menikah maka tak jarang masyarakat atau lingkungan sekitar bertanya-tanya dan menganggap aneh bahkan menyalahkan sikapnya itu, terlebih lagi ketika seorang wanita menerima lamaran seorang pria yang akan menikahinya dengan dipoligami (menjadi istri ke 2, 3 atau 4) anda akan melihat reaksi yang luar biasa. Dari mulai mencaci hingga mengutuk dialamatkan kepada pelaku poligami. Tapi ketika ada tetangganya yang MBA (menikah karena hamil dari perbuatan zina) lalu orang tuanya segera menikahi anaknya tersebut maka seakan-akan tidak ada reaksi sedikitpun dari masyarakat, menganggap hal itu suatu yang biasa. 
Kedelapan : Tingginya mahar
Diantara faktor banyaknya pemuda dan pemudi kaum muslimin terlambat menikah adalah tingginya mahar. Hal ini jelas bertentangan dengan apa yang dituntunkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam. Sebagimana disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir Radiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam : “ Sebaik-naik pernikahan ialah yang paling mudah “ (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban dan ath Thabrani dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Dalam hadist lain Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam bersabda : “ sesungguhnya diantara kebaikkan wanita adalah mudah meminangnya, mudah maharnya dan mudah rahimnya “ (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasnkan oleh Syaikh al Albani)
Kesembilan : Berlebih-lebihan menetapkan syarat dan biaya pernikahan
Diantara problem seorang pemuda ketika ingin menikah adalah ketika dia dituntut untuk membiayai pernikahan dengan biaya yang berlebihan maka tak jarang para pemuda megurunkan niatnya untuk segera menikah. Karena di benaknya terpikir dia harus mempersiapkan puluhan juta untuk menikah. Akhirnya banyak dari pemuda dan pemudi kaum muslim yang terlambat menikah. Bahkan ada yang gagal menikah lantaran salah satu pihak menyaratkan untuk biaya pernikahan yang mahal. Jelas hal ini menyelisihi syar’i.
Belum lagi syarat-syarat yang terkadang memberatkan seseorang untuk segera menikah. Ada yang menyaratkan harus tinggal dikota tempat keluarganya tinggal, sebagian lagi menyaratkan harus memakai adat mempelai wanita walaupun menyelisihi syar’i atau menghambur-hamburkan uang dan yang lainnya.
Kesepuluh : Adat
Diantara faktor sebagian wanita terlambat menikah adalah dikarenakan adat yang menyelisihi syar’i sebuah adat yang mungkar yaitu melarang seorang adik menikah terlebih dahulu daripada kakaknya. Seorang akhwat menceritakan kisahnya terpaksa proses kearah pernikahan dengan seorang ikhwan harus terhenti akibat ayahnya bersikukuh tidak boleh dia menikah sebelum kakaknya.
Kesebelas : Berpaling dari Poligami
Diantara faktor banyaknya wanita yang terlambat menikah bahkan tidak menikah hingga akhir hayatnya atau janda susah untuk menikah kembali dikarenakan berpalingnya mereka dari syariat poligami. Syariat poligami adalah syariat yang sangat agung yang disyariatkan oleh Rabb semesta alam. Syari’at yang sesuai dengan fitrah manusia. Dimana pada masa ini jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah laki-laki maka solusi yang tepat adalah dengan poligami. Solusi ini bukanlah suatu hal yang mustahil dan bukan juga sesuatu yang sulit diraih bahkan sangat mungkin untuk dilakukan. Tentang syariat poligami Allah Ta’ala berfirman :
“ Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja. “(Qs. An Nisa’ : 3).
Maka tak jarang seorang pria yang sudah beristri yang ingin menikah lagi dengan seorang wanita untuk dijadikan istri kedua, tiga atau keempat sering kali ditolak baik sama wanita tersebut atau sama keluarganya, walaupun dengan resiko putrinya menjadi perawan tua bahkan mungkin dengan resiko berzina -naudzubillah-, atau dengan resiko mati tanpa merasakan indahnya pernikahan. Tak tahu apa yang menjadi pertimbangan mereka kecuali hawa nafsu, perasaan yang telah rusak dengan pemikiran menyimpang dan pendidikan yang buruk disamping konspirasi musuh-musuh islam.
Disamping terkadang justru yang lari dari syariat poligami adalah pria itu sendiri. Hal ini dikarenakan sebagian pria walaupun dia memiliki kemampuan untuk beristri lebih dari satu disamping dapat berlaku adil  tetapi dia tidak pernah berpikir untuk menikah lagi setelah menikah dengan istrinya yang pertama. Maka jika para laki – laki yang mempunyai kemampuan berbuat adil itu bergerak untuk menikahi wanita – wanita yang belum menikah apalagi wanita yang terlambat menikah maka hal ini menjadi sebuah solusi dari banyaknya wanita-wanita yang belum menikah.
Inilah diantara beberapa faktor dan alasan kenapa banyak dari pemuda dan pemudi kaum muslimin terlambat menikah. Adapun solusi dari semua ini adalah menghilangkan sebab dan alasan diatas. Semoga mereka semua segera sadar dan semoga Allah memudahkan urusan kita semua terutama dalam mendapatkan pendamping yang shaleh dan shalehah… Amin.

Bila Jodoh tak Kunjung Tiba

Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang paling membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu Kapan aku menikah ??“.

Resah dan gelisah kian menghantui hari-harinya. Manakala usia telah melewati kepala tiga, sementara jodoh tak kunjung datang. Apalagi jika melihat disekitarnya, semua teman-teman seusianya, bahkan yang lebih mudah darinya telah naik ke pelaminan atau sudah memiliki keturunan. Baginya, ini suatu kenyataan yang menyakitkan sekaligus membingungkan. Menyakitkan tatkala masyarakat memberinya gelar sebagai “bujang lapuk” atau”perawan tua” , “tidak laku“.Membingungkan tatkala tidak ada yang mau peduli dan ambil pusing dengan masalah yang tengah dihadapinya.
Apalagi anggapan yang berkembang di kalangan wanita, bahwa semakin tua usia akan semakin sulit mendapatkan jodoh. Sehingga menambah keresahan dan mengikis rasa percaya diri. Sebagian wanita yang masih sendiri terkadang memilih mengurung diri dan hari-harinya dihabiskan dengan berandai-andai.
Ini adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri sebab hal ini bisa saja terjadi pada saudari kita, keponakan, sepupu atau keluarga kita. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini, tingginya batas mahar dan uang nikah yang ditetapkan. Hal ini banyak terjadi dinegeri kita -khususnya di daerah sulawesi-. Telah banyak kisah para pemuda yang sudah ingin sekali menikah, mundur dari lamarannya hanya karena tidak mampu menghadapi mahar yang ditetapkan. Setan pun mendapatkan celah untuk menggelincirkan anak-anak Adam sehingga melakukan perkara-perkara terlarang mulai dari kawin lari sampai pada perbuatan-perbuatan yang hina (zina), bahkan sampai menghamili sebagai solusi dari semua ini. Padahal agama yang mulia ini telah menjelaskan bahwa jangankan zina, mendekati saja diharamkan,
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”. (QS. Al-Israa’:32 )
Al-Allamah Muhammad bin Ali Asy-Syaukaniy-rahimahullah- berkata, “Di dalam larangan dari mendekati zina dengan cara melakukan pengantar-pengantarnya terdapat larangan dari zina –secara utama-, karena sarana menuju sesuatu, jika ia haram, maka tujuan tentunya haram menurut konteks hadits”.[Lihat Fathul Qodir (3/319)]
Pembaca yang budiman, sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah I telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak jelas dari syari’at-syari’at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah I telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang mulia,
Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)“. (QS.Thohaa :1-3)
Allah berfirman:
Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur.”(QS. : Al-Maidah: 6)
Namun sangat disayangkan kalau kemudahan ini, justru ditinggalkan. Malah mencari-cari sesuatu yang sukar dan susah sehingga memberikan dampak negatif dalam menghalangi kebanyakan orang untuk menikah, baik dari kalangan lelaki, maupun para wanita, dengan meninggikan harga uang pernikahan dan maharnya yang tak mampu dijangkau oleh orang yang datang melamar. Akhirnya seorang pria membujang selama bertahun-tahun lamanya, sebelum ia mendapatkan mahar yang dibebankan. Sehingga banyak menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kejelekan, seperti menempuh jalan berpacaran. Padahal pacaran itu haram, karena ia adalah sarana menuju zina. Bahkan ada yang menempuh jalan yang lebih berbahaya, yaitu jalan zina !!
Di sisi yang lain, hal tersebut akan menjadikan pihak keluarga wanita menjadi kelompok materealistis dengan melihat sedikit banyaknya mahar atau uang nikah yang diberikan. Apabila maharnya melimpah ruah, maka merekapun menikahkannya dan mereka tidak melihat kepada akibatnya; orangnya jelek atau tidak yang penting mahar banyak !! Jika maharnya sedikit, merekapun menolak pernikahan, walaupun yang datang adalah seorang pria yang diridhoi agamanyadan akhlaknya serta memiliki kemampuan menghidupi istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-telah mamperingatkan,
Jika datang seorang lelaki yang melamar anak gadismu, yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah (musibah) dan kerusakan yang merata dimuka bumi “[HR.At-Tirmidziy dalam Kitab An-Nikah(1084 & 1085), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah(1967). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1022)]
Jadi, yang terpenting dalam agama kita adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan sekedar kekayaan dan kemewahan. Sebuah rumah yang berhiaskan ketaqwaan dan kesholehan dari sepasang suami istri adalah modal surgawi, yang akan melahirkan kebahagian, kedamaian, kemuliaan, dan ketentraman. Namun sangat disayangkan sekali, realita yang terjadi di masyarakat kita, jauh dari apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya karena perasaan “malu” dan “gengsi” hingga rela mengorbankan ketaatan kepada Allah; tidak merasa cukup dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam syari’at-Nya. Mereka melonjakkan biaya nikah, dan mahar yang tidak dianjurkan di dalam agama yang mudah ini. Akhirnya pernikahan seakan menjadi komoditi yang mahal, sehingga menjadi penghalang bagi para pemuda untuk menyambut seruan Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya“. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)]
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menganjurkan umatnya untuk mempermudah dan jangan mempersulit dalam menerima lamaran dengan sabdanya,
Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (2231)]
Oleh karena itu, pernah seseorang datang kepada Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- seraya berkata,”Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita.” Beliau bersabda, “Engkau menikahinya dengan mahar berapa?” orang ini berkata:”empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham)”. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan kepadamu. Tapi mudah-mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut)“ [HR, Muslim(1424)].
Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawiy-rahimahullah- berkata tentang sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang kami huruf tebalkan, “Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan kondisi calon suami“.[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]
Perkara meninggikan mahar, dan mempersulit pemuda yang mau menikah, ini telah diingkari oleh Umar -radhiyallahu ‘anhu-. Umar -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)” .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114), Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3204)]
Pembaca yang budiman, pernikahan memang memerlukan materi, namun itu bukanlah segala-galanya, karena agungnya pernikahan tidak bisa dibandingkan dengan materi. Janganlah hanya karena materi, menjadi penghalang bagi saudara kita untuk meraih kebaikan dengan menikah. Yang jelas ia adalah seorang calon suami yang taat beragama, dan mampu menghidupi keluarganyanya kelak. Sebab pernikahan bertujuan menyelamatkan manusia dari perilaku yang keji (zina), dan mengembangkan keturunan yang menegakkan tauhid di atas muka bumi ini.
Oleh karena itu, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- perkah bersabda,
Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri”. [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]
Orang tua yang bijaksana tidak akan tentram hatinya sebelum ia menikahkan anaknya yang telah cukup usia. Karena itu adalah tanggung-jawab orang tua demi menyelamatkan masa depan anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran orang tua semua untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Ingatlah sabda Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
Agama adalah mudah dan tidak seorangpun yang mempersulit dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan“ [HR. Al-Bukhary (39), dan An-Nasa’iy(5034)]
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk menerapkan prinsip islam yang mulia ini dalam kehidupan mereka sebagaimana dalam sabda Beliau,
Permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari“. [HR.Al-Bukhary(69 & 6125), dan Muslim(1734)]
Syaikh Al-Utsaimin-rahimahullah- berkata, “Kalau sekiranya manusia mencukupkan dengan mahar yang kecil, mereka saling tolong menolong dalam hal mahar(yakni tidak mempersulit) dan masing-masing orang melaksanakan masalah ini, niscaya masyarakat akan mendapatkan kebaikan yang banyak, kemudahan yang lapang, serta penjagaan yang besar, baik kaum lelaki maupun wanitanya”.[Lihat Az-Zawaaj]

c