Laman

c

Senin, 10 Juni 2019

MANAKAH YANG UTAMA, MENGQADHA PUASA ATAU PUASA SYAWWAL ENAM HARI?



Asy-Syaikh Shalih bin Fawzan al-Fawzan hafizhahullah

Pertanyaan:
Apa yang lebih utama, mengqadha puasa yang pertama kali kemudian puasa Syawwal enam hari atau sebaliknya?

Jawaban:
Mengqadha puasa itu luas waktunya, namun jika puasa Syawwal enam hari akan terluput, maka dia berpuasa Syawwal enam hari.

Hanya saja Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berpendapat: Harus mengqadha puasa dulu, karena Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ فكَانَما كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa yg berpuasa Ramadan kemudian diikuti 6 hari di bulan Syawwal, seakan-akan berpuasa setahun penuh (H.R. Muslim).

Sehingga orang yang menanggung qadha puasa tidak berpuasa Syawwal dulu.

🌐 http://www.alfawzan.af.org.sa/node/16199 || @ukhwh

Tidur

Sobat.... pantangan tidur setelah subuh sudah diketahui orang secara umum. Ternyata ada beberapa istilah yang biasa digunakan untuk menyebut tidur yang boleh dan tidak dilakukan. Apa sajakah itu?

1.  Hailulah

Hailulah ialah tidur sehabis shalat Subuh. Tidur jenis ini dilarang karena dapat menghalangi kita dari rezeki yang Allah turunkan pada pagi hari.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kamu telah selesai shalat Subuh janganlah kamu tidur tanpa mencari rezeki.” (HR. Thabrani)



2.  Qailulah

Qailulah secara bahasa artinya tidur pada pertengahan siang. Karena artinya “tidur siang”, sebagian besar orang menyangka qailulah merupakan “tidur siang” dalam arti sebenarnya, yaitu benar-benar tidur.  Pada nyatanya,qailulah tidak harus tidur, istirahat pada siang hari juga sudah termasuk qailulah.

Ash-Shan’ani rahimahullah berkata, yang artinya, “Qailulah adalah istirahat pada pertengahan siang walaupun tidak tidur.”

Maka, qailulah berarti tidur atau istirahat yang dilaksanakan pada siang hari. Waktunya sekitar 20-30 menit sebelum dhuhur.

Al-Munawi rahimahullah berkata, “Qailulah adalah tidur di pertengahan siang ketika zawal (waktu dhuhur) atau mendekati waktu zawal sebelum atau sesudahnya.”

Dalam sebuah riwayat, pada musim dingin Rasulullah tidur setelah dhuhur, sedangkan saat musim panas Rasulullah tidur sebelum dhuhur.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (Ar-Ruum :23)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.”

Demikian juga perbuatan para sahabat, “Pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian (untuk istirahat siang), Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.”

Dalam riwayat yang lain, “Dahulunya ’Umar bila melewati kami pada tengah hari atau mendekati tengah hari mengatakan, “Bangkitlah kalian! Istirahat sianglah! Yang tertinggal menjadi bagian untuk setan.”

Selain dianjurkan oelh Rasulullah, Qailulah juga dapat mengobati insomnia, menurunkan stres, meningkatkan daya ingat, meningkatkan produktivitas, dan mencegah penyakit jantung.

3.  Ailulah

Ailulah ialah tidur yang dilakukan setelah melaksanakan shalat Ashar. Tidur jenis ini dapat memicu berbagai penyakit. Di antaranya sesak napas, gelisah, dan murung. Selain itu, tidur setelah ashar juga menyebabkan jam biologis kita terganggu serta memungkinkan terlewatnya waktu shalat maghrib.

PESAN IMAM SYAFI'I



"bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan"
(Imam syafi'i)

"jangan cintai orang yg Tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu"
(Imam syafi'i)

"barangsiapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia"
(Imam syafi'i)

"doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran"
(Imam syafi'i)

"ilmu itu Bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat"
(Imam syafi'i)

"siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu"
(imam syafi'i)

"berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun"
(imam syafi'i)

"jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu"
(imam syafi'i)

"berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi Tidak pantas bagi singa meladeni anjing"
(Imam syafi'i)

"amalan yang paling berat diamalkan Ada 3 (tiga). 1. Dermawan saat yang dimiliki sedikit. 2. Menghindari maksiat saat sunyi tiada siapa-siapa. 3. Menyampaikan kata-kata yang benar dihadapan orang diharap atau ditakuti"
(imam syafi'i)

"orang yg hebat adalah orang yg memiliki kemampuan menyembunyikan kemeralatannya, sehingga orang lain menyangka bahwa Dia berkecukupan Karena dia Tidak perna meminta"
(Imam syafi'i)

"orang yg hebat adalah orang yg memiliki kemampuan menyembunyikan amarah, sehingga orang lain mengira bahwa ia merasa ridha"
(Imam syafi'i)

"orang yg hebat adalah orang yg memiliki kemampuan menyembunyikan kesusahan, sehingga orang lain mengira bahwa ia selalu senang"
(imam syafi'i)

"apabila engkau memiliki seorang sahabat yg membantumu dalam ketaatan kepda allah, maka genggam eratlah ia, jgn engkau lepaskan. Karena mendapatkan seorng sahabat yg baik adlh perkara yg sulit, sedangkn melepaskannya adalah perkara yg muda"
(imam syafi'i)

Pesan Imam syafi'i.
nanti di akhir zaman akn banyak ulama yg membingungkan umat, sehingga umat bingung mana ulama warosatul anbiya & mana ulama suu yang menyesatkan.
Imam syafi'i mengatakan: "carilah ulama yg dibenci oleh orang2 kafir & munafik, Dan jadikanlah Dia ulama yg membimbingmu. & jauhi ulama yg dekat dengan orang2 kafir & munafik, Karena dia akan menyesatkanmu & menjauhimu dri keridhohan Allah SWT".

💖💖 IMAM SYAFI'I 💖💖

https://t.me/semangatsubuh

Masa masa panas politik sekarang... Rapatkan Barisan Kawan-kawan !!



Terlalu banyak kebohongan/ kepalsuan di negeri ini yang dibiarkan berlarut-larut :

- Mie goreng tapi ternyata harus direbus
- Teh botol tapi kemasannya kotak
- Teh gelas tapi kemasannya botol
- Sabun cuci yang katanya bisa ngucek sendiri
- Judulnya susu beruang, iklannya gambar naga, isinya susu sapi
- Terong belanda ternyata dari Peru Amerika Latin, tapi dibudidayakan di Bogor sama Wonosobo
- Buah naga, padahal naga tak berbuah
- Bika ambon tapi dari Medan
- Yang paling parah Biskuit Monde. Katanya kue khas Denmark. Bahasanya Perancis. Gambarnya tentara Inggris. Benderanya Belanda. Diproduksi di Ungaran. Pas dibuka kalengnya eehh isinya rengginang..
Remuk pisaaaan...

ParahParah  !! 😭

# Penukaran Uang Lebaran – Tradisi Riba #


.
.
Tukar menukar uang receh yang menjadi tradisi di masyarakat kita, dan di situ ada kelebihan, termasuk riba. Rp 100rb ditukar dengan pecahan Rp 5rb, dengan selisih 10rb atau ada tambahannya.

Ini termasuk transaksi riba. Karena berarti tidak sama, meskipun dilakukan secara tunai.
.
Karena rupiah yang ditukar dengan rupiah, tergolong tukar menukar yang sejenis, syaratnya 2: sama nilai dan tunai.

Jika ada tambahan, hukumnya riba.

.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan.
.
“Siapa menambah atau meminta tambahan, maka ia telah melakukan transaksi riba. Baik yang mengambil maupun yang memberinya sama-sama berada dalam dosa.”.

.
Riba tetap Riba, sekalipun Saling Ridha.

.
Bagaimana jika itu dilakukan saling ridha?

Bukankah jika saling ridha menjadi diperbolehkan.

Karena yang dilarang jika ada yang terpaksa dan tidak saling ridha.
.
Dalam transaksi haram, sekalipun pelakunya saling ridha dan ikhlas, tidak mengubah hukum. Karena transaksi ini diharamkan bukan semata terkait hak orang lain.

Tapi dia diharamkan karena melanggar aturan syariat.

.
Orang yang melakukan transaksi riba, sekalipun saling ridha, tetap dilarang dan nilainya dosa besar.
.
Transaksi jual beli khamr atau narkoba, hukumnya haram, sekalipun pelaku transaksi saling ridha.
.
Bagaimana dengan firman Allah.
.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan saling ridha di antara kalian.”

(QS. an-Nisa: 29).
.

🔓 Jawab :

.
Ayat ini kita yakini benar, aturannya juga benar.

Namun Saling ridha yang menjadi syarat halal transaksi yang disebutkan dalam ayat ini, berlaku hanya untuk transaksi yang halal.

Seperti jual beli barang dan jasa.

Sementara transaksi haram, seperti riba, tidak berlaku ketentuan saling ridha.

Karena semata saling ridha, tidak mengubah hukum.

.
.
Penjelasan lengkap lihat link >>>>> https://konsultasisyariah.com/28044-penukaran-uang-lebaran-tradisi-riba.html

10 hari terakhir Ramadhan



Atur ulang strategi dan manajemen waktu ibadah

- Buka buku sholat lagi..perbaiki amalan utama
- dzikir di setiap helaan nafas
- sholat tobat,hajad,tasbih
- tahajud,fajar,dhuha tiap hari
- rawatib mengiringi setiap fardhu
- yg belum khatam..selesaikan
- sedekah di tingkatkan
- bongkar lemari dan barang2 di rumah..yg bisa di sedekahkan sedekahkan..
- urusan lebaran jangan mengecoh amalan final ini
- pastikan terus minta ampunan

Share..ingatkan temen2 kita
Jangan sampe tidak siap hadapai waktu final ini...

Allohumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa afua'ni...Aamiin

LAILATUL QADR



Allaah Subhanahu wa Ta'aala berfirman :

{ إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنزلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5) }

 “ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr (97): 1-5)

 Malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Malam diturunkannya AlQur'an yang mulia, amat sayang terlewatkan jika tanpa amaliyah ibadah.

 Syaikh Zarqani menerangkan, bahwa malam Laylatul Qadar adalah Laylatul Mubaarokah(yang penuh kebaikan), dan hanya ada pada bulan Ramadhan. Keterangan ini diambil dari ayat ayat yang menerangkan seputar turunnya AlQur'an, pada QS. Ad-Dukhan, Al Baqarah dan AlQadr. (Manaahil al-'Irfan, 1/38)

 Sebagian riwayat menerangkan, bahwa datangnya laylatul qadar, saat  sepuluh malam terakhir atau tujuh malam terakhir.

Karena itulah Rasulullaah mengencangkan ikat pinggangnya saat memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan. (HR. Bukhari No. 1920)

 Syaikh Musthofa Al Bugha berkata, “Ini adalah kinayah(perumpamaan) bagaimana persiapan nabi dalam ibadah dan kesungguhan untuk ibadah(di sepuluh terakhir Ramadhan)”. (ta'liq dalam hadits tersebut).

Memang ada beberapa nash yang menunjukkan bahwa laylatul qadar pada sepuluh terakhir ramadhan.
Dari Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ

“Maka, barangsiapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, maka carilah pada sepuluh malam terakhir.” (HR. Bukhari No.1158)

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ

“Sesungguhnya seorang laki-laki dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat Lailatul Qadr pada mimpinya pada tujuh hari terakhir. Maka bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Saya melihat mimpi kalian  telah bertepatan pada tujuh malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, maka carilah pada tujuh malam terakhir.” (HR. Bukhari No. 2015, 6991, Muslim No.1165)

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي

Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Carilah dia pada sepuluh malam terakhir (maksudnya Lailatul Qadar) jika kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka jangan sampai dikalahkan oleh tujuh hari sisanya.” (HR. Muslim No. 1165, 209)


Dari Abu Said Al Khudri radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

فَإِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نُسِّيتُهَا وَإِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي وِتْرٍ

“Sesungguhnya Aku diperlihatkan Lailatul Qadar, dan aku telah dilupakannya, dan saat itu pada sepuluh malam terakhir, pada malam ganjil.” (HR. Bukhari No. 813, 2036)

Adapula nash yang menerangkan datangnya laylatul qadar itu pada malam ke 24,  25, 27 dan 29.

 Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, katanya:

التمسوا في أربع وعشرين

  “Carilah pada malam ke 24.” (Atsar sahabat dalam Shahih Bukhari No. 2022)

Dari ‘Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَة

وَالْخَامِسَةِ

 “Maka carilah Lailatul Qadar pada malam ke sembilan, tujuh, dan lima (pada sepuluh malam terakhir).” (HR. Bukhari No. 2023)

  Berkata seorang sahabat mulia, Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ
هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا
 
“Demi Allah, seseungguhnya aku benar-benar mengetahui malam yang manakah itu, itu adalah malam yang pada saat itu Rasulullah memerintahkan kami untuk shalat malam, yaitu malam yang sangat cerah pada malam ke 27, saat itu tanda-tandanya hingga terbitnya matahari, pada pagi harinya putih terang benderang, tidak ada panas.” (HR. Muslim No. 762)

Berkomentar Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani rahimahullaah,

  “Para ulama berbeda pendapat tentang Lailatul Qadr dengan perbedaan yang banyak. Kami menyimpulkan bahwa di antara pendapat-pendapat mereka ada lebih 40 pendapat.” (Fathul Bari, 4/262)

Amalan - amalan yang dapat dikerjakan untuk meraih kemuliaan laylatul qadar :

🔹 Dzikir dan Memperbanyak Do'a

Membaca: Allahumma Innaka ‘afuwun karim tuhibbul ‘afw fa’fu’anni

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

  Dari ‘Aisyah dia berkata “Aku berkata: Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa pada suatu malam adalah Lailatul Qadar, apa yang aku katakan?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah, ‘Allahumma innaka ‘afuwwun karim tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni.” (HR. At Tirmidzi No. 3513, Ibnu Majah No. 3850)  

  🔹 Qiyamul Layl (Sholat Malam)

  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Dan barangsiapa shalat pada Lailatul Qadar karena Iman dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 35, 38, 1802. Muslim No. 760)

🔹 I’tikaf

  Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu I’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, beliau selalu melakukannya sampai Allah mewafatkanya. Kemudian para isterinya beri’tikaf setelah beliau wafat.”  (HR. Bukhari, No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)

Adapun bagi kaum perempuan yang berhalangan, itu berarti dapat mengerjakan amalan dengan dzikir, doa, sholawat, dan amalan amalan baik lain di rumah. In Sya Allaah kemuliaan lailatul qadar tidak hanya terdapat di Masjid. (Al Ihkam, 2/305)

✍🏻 Muhammad Rivaldy Abdullah
🌸🍃 Yuk Sebarkan..

Instagram : www.instagram.com/ngaji_fiqh

Facebook : www.facebook.com/MuhammadRivaldyAbdullah

Telegram : Ngaji FIQH
https://telegram.me/ngajifiqh

BELAJAR DARI CICAK DAN BURUNG PIPIT



Dahulu saat Nabi Ibrahim Alaihi Salam dibakar oleh Raja Namrud datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam*.

Cicak yang melihatnya tertawa.
“Hai pipit.!!… bodohnya yang kau lakukan itu.. Paruhmu yang kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu…??.!!

Burung pipit pun menjawab : “Wahai cicak.. memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizholimi, Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, TAPI ALLAH  AKAN MELIHAT DIMANA AKU BERPIHAK”

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi  Salam agar cepat membesar.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi ibrahim Alaihi Salam.

TAPI ALLAH MELIHAT DIMANA (CICAK ) BERPIHAK

Hikayat ini terjadi sekarang..
dan akan terus berulang Saat Al-Qur'an dinistakan, suara Azan dipermasalahkan, bendera tauhid di bakar dan Pembela Agama dikriminalisasi
Aku bertanya padamu sahabat..

DIMANA KAU BERPIHAK..??

Memang, PILIHANMU tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah..

Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak..

Berada di Barisan mana dirimu..

Siapa yang kamu dukung,,

Siapa yang kamu pilih untuk jadi pemimpin..

INGAT-INGAT PILIHANMU AKAN DIMINTA PERTANGGUNG JAWABANNYA KELAK, DI AKHIRAT NANTI...

Renungkanlah sejenak saudara Muslim-ku..!!

Semoga Allah Menyatukan kita kelak...
Di SurgaNya

Aamiin...

Fir Aun

Ustadz ABDUL SOMAD, bertanya kepada jama'ahnya

Ustadz AS :
"Andai kita hidup pd zaman Fira'un, kira- kira kita jadi pengikut siapa, Fir'aun atau Nabi Musa?"

~Jama'ah :* "Musaaaaa."
jawab jama'ah dgn kompak.

Ustadz AS :
 "Yakiiin?"

~Jama'ah :* "Yakiiiiiin....."

Ustadz AS :
Tapi yang membangun kota Mesir, Fir'aun.
Yang bangun infrastruktur juga dia.
Yg bangun piramida, Fir'aun.
Yang paling kaya, Fir'aun.
Yang punya bala tentara banyak dan kuat, Fir'aun.
Yg punya banyak pengikut, Fir'aun.
Yang bisa memberi PERLINDUNGAN KEAMANAN dan jaminan, Fir'aun.
Yang Berkuasa, Fir'aun.
Yang bisa mnyediakan MAKANAN & MINUMAN, Fir'aun.
Yang bisa adakan HIBURAN, Fir'aun.
Yang bisa buat pusat perbelanjaan, Fir'aun. "Bahkan jika teknologinya sdh ada mungkin Kartu Mesir Sehat dan Kartu Mesir Pintar juga dibuatnya."

Sementara Nabi Musa, siapa dia???
Hanya seorang penggembala kambing.
Bicara saja tidak fasih alias cadel (akibat pernah memakan bara api diwaktu bayi). Hanya memiliki sebatang tongkat butut.
Masih yakin mau ikut Nabi Musa????
tanya ustadz AS skali lagi....

~Jamaah terdiam...

Ustadz AS :
 "Kerjaan Nabi Musa hanya sebagai penjaga kambing, tiba-tiba mau mengajak kita menyebrangi lautan,,, tanpa memakai sampan, tanpa prahu, tanpa kapal. Apakah yakin kita mau ikut Nabi Musa ????"

Tak satupun jama'ah berani menjawab......
Semua tertunduk, diam seribu bahasa.

*Ustadz AS:
Betapa  sesungguhnya manusia zaman Firaun dan zaman sekarang, TIDAK  ADA BEDANYA.

Di Zaman skrg ini, mayoritas smua tergila² pada harta, wanita, pangkat, jabatan, pujian, rayuan. Al Wahn (cinta keDuniawian).

Sungguh...
FIR'AUN itu akan tetap ADA hingga akhir zaman..
Hanya saja berubah WAJAH dan BENTUK nya..... juga namanya.
Namun secara hakikat dia akan terus ada.
Sebab sejarah akan berulang, dan kita harus tetap yakin seyakinnya biidznillah FIR'AUN dikalahkan oleh MUSA karena Kuasa ALLAH Azza Wa Jalla...
 SIAPAPUN YG AKAN TERPILIH ITU SUDAH MENJADI TAKDIR/SUDAH TERTULIS DI LAUHUL MAHFUDZ, TAPI ALLAH AKAN MENCATAT DIMANAKAH KITA BERPIHAK..!!

Sauuuuuuuuuuuurr



Sauré Pegawai Negri
Lawuhé gudheg gori
Karo osèng teri lan pèpès tengiri
Minumé nutrisari
Pacitan roti mari
Dhasar bar nompo gaji bulan Juni ketambahan tunjangan idul fitri
Mongko mulai sesuk wis prèi
Mulo mukané berseri
Awit iso tuku kathok klambi karo kebutuhan sehari hari
Kabèh kudu disyukuri
Rampung saur terus nang mburi
Wudlu ngresiki tangan, sikil lan rai
Terus tindak masjid karo anak istri
Jamaah subuh ojo nganti kèri
Rampung subuh Qur'ané dipelajari
Donga panyuwunan ugo dilubèri
Ngaturké panuwun awit pinaringan rejeki
Persasat cukup ngarep turah mburi
Nyuwun ngapuro dosa luput kang wus kawuri
Mugo2 Lailatul Qodr ugo biso terpatri
Supoyo ibadah romadloné ora ciri
Slamet ndonya slamet ukhrowi
Insya'Alloh mbèsuk mlebu swargo tanpo mbukak kori
Wus cumepak kari ngenggoni
Aamiin

Sugeng dhahar saur

Hari Dilarang Puasa

Selanjutnya dalam Matan Al Ghoyah wat Taqrib menyebutkan mengenai hari-hari yang dilarang puasa.

Disebutkan oleh Abu Syuja’ rahimahullah:

Diharamkan berpuasa pada 5 hari: (1, 2) dua hari raya (Idul Fithri dan Idul Adha); (3, 4, 5) hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).

Dimakruhkan berpuasa pada hari meragukan (yaumusy syakk) kecuali jika berpapasan dengan kebiasaan puasanya atau bersambung dengan hari sebelumnya.

Puasa pada Hari ‘Ied: Idul Fithri dan Idul Adha

Larangan berpuasa pada hari tersebut berdasarkan hadits berikut,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari puasa pada dua hari: Idul Fithri dan Idul ‘Adha. (HR. Muslim no. 1138).

Jika dikatakan dilarang, berarti tidak sah menjalani puasa pada hari Idul Fithri dan Idul Adha, bahkan inilah yang disepakati (adanya ijma’) dari para ulama. Jadi diharamkan berpuasa pada kedua hari tersebut dan yang melakukannya dinilai berdosa. Karena ibadahnya sendiri termasuk maksiat. Contohnya yang menjalani puasa sunnah, atau puasa wajib seperti puasa nadzar, maka tidak teranggap puasanya atau nadzarnya. Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 253.

Puasa pada Hari Tasyrik

Berpuasa pada tiga hari tersebut karena ada larangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan hal ini,

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ »

“Dari Nubaisyah Al Hudzalli, ia bersabda bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari tasyrik adalah hari makan dan minum” (HR. Muslim no. 1141).

Menurut qoul qodim (pendapat terdahulu) dari Imam Syafi’i masih boleh berpuasa pada tiga hari tasyrik bagi orang yang berhaji tamattu’ dan tidak memiliki hewan untuk disembelih. Sedangkan qoul jadiid (pendapat terbaru), berpuasa pada hari tasyrik tetap terlarang. Jika kita memilih qoul qodim (pendapat terdahulu), itu bukan berarti kita membolehkan untuk orang selain haji tamattu’ untuk puasa saat itu. Bahkan berpuasa saat itu dihukumi haram. Lihat Kifayatul Akhyar, hal. 253.

Puasa pada Hari Syakk (Meragukan)

Yang dimaksud hari meragukan adalah tanggal 30 Sya’ban. Abu Syuja’ lebih memilih pendapat makruh bagi yang berpuasa di hari meragukan. Namun yang jadi pegangan dalam madzhab Syafi’i, larangan dari berpuasa pada hari syakk adalah larangan haram. ‘Ammar bin Yasir pernah berkata,

من صام يوم الشك فقد عصى أبا القاسم صلى الله عليه و سلم

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari meragukan, maka ia telah mendurhakai Abul Qosim shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Dishahihkan oleh Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, juga diriwayatkan oleh Bukhari tanpa sanad).

Kecuali orang yang punya kebiasaan berpuasa, yaitu bertepatan dengan hari puasa Daudnya (sehari puasa, sehari tidak) atau puasa Senin Kamis, maka ia masih boleh melakukan sunnah tersebut. Lihat Al Iqna’, 1: 413.

Wallahu waliyyut taufiq.



Baca selengkapnya https://muslim.or.id/17034-fikih-puasa-6-hari-dilarang-puasa.html

FENOMENA KE ARAB-ARAB AN


blob:https://web.whatsapp.com/108c2a56-f4c5-4900-a94c-b7b5ca3e4d96

Di grup kelas sekolah anak, hampir tiap pagi ada yang ijin tidak masuk. Karena sakit seperti demam, batuk pilek, dan sebagainya. Kadang satu anak, dua atau lebih dari tiga.
Lalu dalam beberapa menit Ibu-ibu lain menjawab dengan ucapan "Syafakillah ya si A, si B, si C dan D." Secepatnya juga si Ibu yang minta ijin menjawab, "Jazakillah ya ibu-ibu semua atas doanya."
Kemudian  kalo ada yang ijin, ga berangkat karena sedang perjalanan, yang lain bersahutan komen, "Fi amanillah ya."

Di tengah tren ucapan ke arab-araban semacam syafakillah, jazakillah, fi amanillah, qodarullah dll saya memilih tetap memberi ucapan dalam Bahasa Indonesia yang sebisa mungkin sesuai ejaan yang disempurnakan.

Ini bukan karena saya menolak pemakaian istilah asing ke dalam percakapan sehari-hari. Apalagi alergi Arab atau anti Islam. Naudzubillah ya. (nih, kan saya tetap pakai Naudzubillah, karena ini susah ngucapnya kalo pake bahasa Indonesia). Bukan juga sekedar, ga mau latah.

Jadi kenapa?
Belajar berbahasa Indonesia yang benar saja sejujurnya saya masih merasa kesulitan. Bagaimana saya bisa ikut-ikutan memakai bahasa lain?

Saya belajar tata bahasa arab sejak usia 9 tahun di madrasah diniyah. Saya menghafal kitab nahwu paling dasar, "Jurumiyah" dan sharaf  "Amtsilatut Tashrifiyah". Di sana, saya mengenal istilah dhomir atau kata ganti untuk menyebut orang. Yang dalam bahasa Indonesia ada " Saya, anda dan dia".

Kata ganti orang dalam bahasa Arab itu cukup rumit untuk yang belum pernah belajar.
Diletakkan di depan kalimat dan di belakang bentuknya beda.
Contoh:
- Buku Saya (Bahasa Indonesia)
- Kitaabii (Bahasa Arab).
Kenapa buku saya bahasa arabnya bukan "kitaab ana"?

Belum lagi ada bentuk mufrod (tunggal), tasniyah (dua) dan jamak (banyak, lebih dari dua). Bahasa arab juga membedakan gender, muanats (perempuan) dan mudzakar (laki-laki).
Contoh:
Jika seseorang perempuan satu, bercerita bahwa dia sakit. Kita ingin mengucapkan "lekas sembuh ya" secara langsung kepadanya, kita bilang "Syafakillah" yang artinya semoga Allah menyembuhkanmu (wahai perempuan satu).
Tapi kalo yang sakit adalah anaknya, sementara yang di grup adalah ibunya, benarkah kalau kita mengucapkan "Syafakillah"? Kan yang kita doakan anaknya, orang ketiga. Maka seharusnya, " Syafahallah". Semoga allah menyembuhkannya, bukan menyembuhkanmu kan?
Nah kalau yang sakit dua orang perempuan, bolehkah kita menyebut, "Syafahallah ya si A dan si B"?
Tentu saja tidak bisa. Harus "Syafahumallah" yang artinya, semoga Allah menyembuhkan keduanya perempuan.
Kalau yang sakit 3 orang anak perempuan, ucapannya beda lagi.
Kalau yang sakit laki-laki, ucapannya pun harus berubah lagi. Ribet kan?

Itu juga berlaku untuk ucapan lain, semisal "Jazakillah ya ibu-ibu semua" seharusnya gimana? Jazakunnallah.

Kumpulan ibu-ibu semua pun jadi berubah kalo kemasukan sesebapak satu saja. Jadi Jazakumullah.

Jangan tanggung kalau memang ingin kearab-araban. Belajarlah bahasa arab secara kaffah. Bukan sekedar mengganti saya dengan Ana, kamu dengan Anta. Dll. Ini baru urusan dhomir. Kata ganti. Belum urusan lain.

~(RMH).

Logika dagang :

by Faisal Adlan

uang 1 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 10 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 100 jt untuk apa ? jawab = modal
uang 300 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 500jt untuk apa ? jawab = modal
uang 1 Miliar untuk apa ? jawab = modal....
kalo 2 Miliar untuk apa ? jawab, modal juga ....
Modal disini adalah dalam artian cashflow, yg sudah bergerak.

kok sudah sebanyak itu selalu dijawab untuk modal kerja ?...
kapan beli rumah ? kapan beli mobil baru ? kapan liburan ? gak kebeli-beli donk rumah ?...

1. jangan terlalu cepat mengkonversi hasil usaha, ke dalam aset2 real, disaat sedang merangkak dari bawah, nikmati saja terus perbanyak barang dagangan, toko dibikin cabang, tambah lagi bisnis disektor lain, sebenernya kalau hanya ingin naik kendaraan mewah, anda sewa saja uber , kemana anda ingin tuju, tapi kalau menikmati mengolah cashflow uang, untuk dibikin bidang2 bisnis, itu baru asik, dan akhirnya seorang pengangguran berubah menjadi orang yang super sibuk, mengurus berbagai macam lini bisnisnya.

2. banyak sekali orang diluar sana yang kalau untuk urusan gadget, kendaraan, untuk niat nya biar gaya, itu nomor satu, tapi keluar modal untuk usaha yg akan di buatnya 10 juta saja, mikirnya bukan kepayang, sedangkan membeli handphone seharga 10 jt saja dibela2in kredit, ini adalah mindset kebalik, menurut saya, dalam logika dagang, modal dan terus memperbesar cashflow lah yg menjadi prioritas, sembari terus bertahan , dan mengembangkan usaha di berbagai sektor.

3. bisnis itu semacam punya anak, bisnis pertama bisnis kedua , bisnis ketiga, jika bisnis pertama cukup untuk membiayai hidup anda setiap bulan, atau bahkan cukup untuk membiayai hidup anda setiap tahun, maka bisnis nomor 2 adalah untuk hal yang lainnya, dengan begitulah banyak pedagang itu nabung secara gak sadar, karena bisnis 1 , dan bisnis 2, dimana bisnis 1 untuk operasional rumah tangga, bisnis nomor 2, untuk ditabung, atau untuk membuka bisnis ke 3, yang penting kalau bisnisnya sudah ada 5 macam, jangan untuk istri ke dua dan istri ke tiga, istri maksimal 1.

4. jika anda mengelola bisnis dengan baik, dan sudah berjalan dengan lama,  uang 200 juta, bisa untuk penghasilan anda 10juta - 30 juta setiap bulannya, ditambah lagi, anda ditahun ke 3, uang 200 jt tersebut sudah kembali ketangan anda, untuk di bikin kan bisnis lainnya, disana lah orang mulai melihat anda sibuk,

5. inti dari bisnis adalah melayani, pelayanan, serta share, sehingga orang lain rela mengeluarkan uang untuk membayar jasa/ produk anda, disanalah sudah sewajarnya apabila anda lihat gedung2 tinggi di sudirman jakarta, ya mereka itu mempunyai services, core, organisasi, yang membuat orang memakai jasa mereka, membeli produk mereka, kunci nya adalah jual dan beli, lalu broker, hanya 3 itu saja.

6. kekuatan modal finansial yang tidak di dukung dengan keputusan yg jernih, serta support sdm didalamnya yang baik, dan management yg baik, hanya akan merusak dan memperkecil modal, alias modal bisa menyusut, so ? kalau anda melihat orang yg sudah berdagang, lama, dan akhirnya besar, bisa jadi karena pinjaman bank, suntikan dana , namun bisa jadi karena, dia mengelola bisnsi dan usahanya dengan baik, karena modal akan bertambah dengan sendirinya, seiring dengan profit yang disisihkan untuk di putar ke roda gila cashflow, percuma saja ditanam modal 1 milyar rupiah, ketika dikelola dengan buruk, bisa-bisa di balikin, tinggal bersisa 10 jt, namun lain hal dengan orang yg memulai dengan baik usaha di modal 10jt, bisa jadi 3-5 tahun berjalan sudah di angka 500jt bahkan lebih, karena pengelolaannya sangat baik. so apa yang anda pikirkan dengan usaha anda sekarang? .. membuat bola salju dari sisi cashflow adalah sangat penting dan erat kaitannya dengan pelayanan serta service.

7. banyak orang yg sdh berpengalaman dagang, dengan uang 10 jt mereka bisa ciptakan 2 jt setiap bulan, alias dengan cashflow 100 jt pun 20jt setiap bulan didapat, dan seterusnya, untuk itu lah apabila anda depositokan uang 1M anda di bank, itu hanya dapat sekitar 4 juta rupiah tiap bulan, uang anda tidak ada artinya di depositokan, . . dari sini lah orang mulai berusaha mencari akal, mengutak atik, cara-cara agar bisa jauh diatas angka deposito, apakah nama cara itu ? nama caranya , berdagang / berwiraswasta / berusaha , jadi mengusahakan yang belum ada.

8. Kesaktian-kesaktian roda usaha dan roda bisnis, perusahaan perusahaan besar, yang membuat lulusan S1 FG, menyerah dan langsung meng-apply job ke perusahaan multinasional, sebegitu mengerikannya idealisme dibunuh atau terbunuh , dan langsung menyerah, ya memang begitu, realistis dan cepat, dan ingat,  itu lah saktinya modal yang unlimited, namun jika anda berusaha / berdagang , melihat kompetitor mempunyai cashflow dan modal yg kuat, jangan patah semangat, hukum bola salju adalah, modal 10 jt pun akan jadi modal 100jt, jika anda mengelola dengan benar, tetapi sebaliknya jika anda tanamkan 100jt, itu akan menjadi 10 jt, cepat atau lambat, selama pengaturan sdm , management anda buruk, karena yang namanya gaji karyawan, sewa kantor, operasional, dan sebagainya itu semua di biayai dari ujung tombak perusahaan yaitu penjualan. kembali lagi semua itu kembali ke jual beli dan calo.

9. Sibuk melihat , menakar, mengira2, berapa modal saingan saya, itu akan sangat membantu saingan anda untuk mengalahkan anda, tanpa perlu berbuat apa-apa ke anda,  karena anda terlalu sibuk dengan lihat lihat tetangga, dan anda tidak paham dengan hukum bola salju, dimana bola salju itu adalah sesuatu perjuangan keras, melawan waktu, melawan zaman, melawan semuanya, sehingga menjadi besar. ditambah pula anda memperlihatkan secara gamblang kelemahan mental anda, kepada kompetitor anda, kelemahan mental lebih mahal harganya ketimbang kelemahan anda kekurangan modal usaha, karena mental itu ibarat bahan bakar sekelas avtur pesawat, sementara kelemaham modal itu ibarat bahan bakar minyak tanah, perbandingannya. toh kalau posisinya langsung dibalik ke anda, pun bisa jadi bukan profit yang anda dapat malah hutang yg anda dapat di akhir, karena, perbekalan amunisi terlalu cepat, tidak sebanding dengan kemampuan managerial dan softskill anda berkembang. (bodoh) lebih tepatnya.

10. orang jualan koran bekas, bisa naik haji, orang jualan bubur buka dari jam 6 sampai jam 12 malam, bisa nyekolahin anaknya sampai keluar negri, orang jualan keripik pedas, cemilan dan kudapan, sekarang usaha properti dimana2, orang jualan bawang goreng, dimasukan kedalam toples plastik, sekarang pegang supply ke 2 hotel, orang jualan rak kayu dan aneka display, sekarang supply ke toko2 besar seperti gramedia, toyskingdom, toyscity, orang jualan ..... orang jualan ...... orang jualan ....... bla bla bla bla bla, semua kembali ke mengelolanya, memanagenya, dan lihat background bagaimana segempalan tangan bola salju yang pada saat awal bisnisnya sekarang sudah menjadi sebesar meteor yang sangat besar, kalau lah jualan kuaci tidak menguntungkan, maka anda tidak bisa menemukan kuaci2 di supermarket, mau merek cap gajah, bunga matahari, dan lainnya,
so, jualan apakah anda ?....

11. Seberapa kuat anda ingin sama persis dengan kompetitor anda ? memangnya anda mesin foto kopi ?, tanggal lahir, jam , tempat dibesarkan saja sudah beda, muka aja udah beda, bagaimana bisa anda mau tumpek blek copas sama persis ? setiap manusia punya otak, akal, fikiran, ide, kreatifitas, emosional, gagasan yang berbeda2, anda cukup ambil saja garis besar di bagian paling belakangnya, apakah itu ? cetak saja skor skor an uang nantinya berapa, tanpa perlu sama persis dengan kompetitor anda. semua ada jalan dan gaya masing2, satu2 nya orang yg bisa mengcopas persis sama seperti contohnya adalah si owner atau foundernya sendiri., bukan orang lain seperti anda.

12. ada tersirat 1 sukses mematikan 10 lainnya, adapula tersirat, 1 sukses , 10 yang lainnya ikut terbawa sukses, tentunya apabila tidak ada konflik interest yang beradu didalamnya, pakai saja cara anda masing-masing dalam memperbesar bola salju, karena hukum tersirat ini, memang benar ada tapi terkecuali untuk yang punya jalan dan pintar jeli mengambil celah di antara tembok, dinding yang tebal.

13. usaha / dagang yg hebat itu yg mampu bertahan dekade demi dekade, bukan dilihat dari apa yg sudah anda pamerkan ke orang2 dekat sekitar anda dari usaha anda. percuma anda pamer2 tetapi usaha anda dijadikan sapi perah untuk glamour dan gaya hidup anda. masih adakah usaha anda di 10 tahun kedepan ?

14. anda teriak modal kecil, gak bisa gerak, gk ada modal, gk ada modal, yakin ketika ada modal anda bisa seperti yang anda lihat ? , penambahan modal berarti penambahan workload, penambahan jam kerja, penambahan effort, penambahan kesibukan, penambahan pelanggan, penambahan setoran, penambahan aktifitas, urus saja aktifitas modal anda yg 10 jutaan itu dulu (contoh). semua melalui tahapan, proses tangga demi tangga.

15. jangan pernah anda melihat gaya konglomerat, / anak konglomerat / orang besar membuka bisnis, yang langsung menggeolontorkan dana ratusan juta , milyaran bahkan puluhan miyar hingga ratusan, mereka itu sudah punya softskill, pengalaman, serta jangan lupa, itu mungkin bisnis mereka yang ke 10, dan sudah di perhitungkan oleh risk management, dan di analisis feasible studinya, serta kalau amsiong pun ada 9 pelor lagi,  buat anda yang masih lahiran anak bisnis 1, 2 , ya anda sendiri donk yang turun tangan perhitungkan semuanya, lagipula justru mereka itu sudah memperhitungkan menggelontorkan dana 10 milyar untuk jadi si bola salju itu 50 milyar atau lebih, makanya sampai bayar orang untuk memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak salah, tetap saja intinya perkembangan, pertambahan, pertumbuhan, pembesaran. mereka punya kepentingan untuk menghitung sedetil mungkin agar tidak menyusut 1 mili meter pun ketika bola salju itu di jalankan.

16. inti dari pengusaha, wiraswasta, pedagang, itu hampir2 sama, sama2 mengusahakan yang belum ada menjadi ada, apakah itu yang belum ada menjadi ada ? yaa gak usah basa basi mencla mencle, jelas lah cashflow, putarn uang, didalam roda gila permainan usaha, bisnis, dagang, aktifitas jualbeli itu lah,
dulu main di awal 1 juta, sekarang bisa gak bertumbuh jadi main di 10 juta, dulu main di 10 juta, bisa gak sekarang jadi main di 100juta, sekarang main di 100 juta, bisa gak besok main di 500 juta ? ... nah kalau anda main 100 jt, anda ambil yang menjadi hak anda 10-20 juta, sah toh ? sahhhhhhh.... belum ada saya dengar pengusaha itu dulu main 100 juta, sekarang dia maunya main 10 juta, bahkan dulu main 100 jt, sekarang main 100 jt aja, si pengusaha udah stress karena itu menyalahi hukum bola salju. dalam artian usaha nya stagnan. kalau diawal anda main 10 juta, di akhir malah hutang 10 juta, anda ini sedang mengusahakan apa toh ?.

17. oh iya hukum bola salju ini bukan masalah di modal saja lho, menumpuk masalah, menjalankan dagang dengan tidak baik, itupun menjadi bola salju dalam kebangkrutan, atau meninggalkan hutang, jangan lupa sisihkan sebagian hasil untuk orang-orang disekitar, dan ber HAK, jangan masuk ke perut sendiri melulu, nanti jadi bola api malah, makin lama makin besar.

masih percayakah anda terhadap hukum bola salju ?

ilmuadalah daging dan darahmu


ramadhan vs syawal


5 tahapan dalam belajar agama bagi pemula



selamat menunaikanshalat tahajud


jangan berubah setelah ramadhan



MUKIDI TELPON RADIO SUARA RRI



Mukidi :
Hallo .... po bener iki Radio Suara RRI ....?

Penyiar :
Injih leres .... meniko Radio Suara RRI Semarang ... wonten kerso menopo Bapak ...?

Mukidi :
Aku yen request iso ora ...?

Penyiar :
Ngersak aken lagu menopo pak Mukidi...?

Mukidi :
Tulung setelno Adzan Maghrib                  wetengku perih tenan iki ...

KISAH NYATA SEORANG DOKTER SETELAH IKTIKAF DI MESJID 3 HARI



KISAH NYATA yg inspiratif di Bandung .

Sejak pulang dari itikaf di masjid selama tiga  hari bersama jamaah dakwah, dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda. Sedikit-sedikit bicaranya Allah, sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.

Cara makan dan cara tidurnya pun berbeda, katanya itulah cara tidur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Rupanya, pengalaman itikaf dan belajar di masjid betul-betul berkesan baginya. Ada semangat baru.

Namun beliau juga jadi lebih banyak merenung. Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat yang dibicarakan amir jamaah.

“Obat tidak dapat menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah.

Obat bisa menyembuhkan berhajat kepada Allah, karena sunnatullah.

Sedang Allah menyembuhkan, tidak berhajat melalui obat.

Allah bisa menyembuhkan dengan obat atau bahkan tanpa obat.

Yang menyembuhkan bukanlah obat, yang menyembuhkan adalah Allah.”

Dia-pun merenung, bukan hanya obat, bahkan dokter pun tidak punya upaya untuk memberi kesembuhan. Yang memberi kesembuhan adalah Allah.

Sejak itu, sebelum memeriksa pasiennya, ia selalu bertanya.

“Bapak sebelum ke sini sudah izin dulu kepada Allah?” atau “Sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?” atau “Sudah lapor dulu kepada Allah?"

Jika dijawab belum (kebanyakan memang belum), beliau meminta pasien tersebut mengambil air wudhu, dan shalat dua rakaat di tempat yang telah disediakan

Jika memberikan obat, beliau pun berpesan dengan kalimat yang sama. “Obat tidak bisa menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah. Namun berobat adalah sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, agar Allah mau menyembuhkan”.

Ajaib! banyak pasien yang sembuh.

Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi “Yakin” yang diberikan beliau, menjadi sehat.

Pernah ada pasien yang mengeluh sakit, beliau minta agar orang tsb. untuk shalat dua rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan kepada Allah), ketika selesai shalat pasien tersebut langsung merasa sehat dan tidak jadi berobat.

Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia langsung sembuh?
Dr. Agus katakan, bisa jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang gersang karena jauh dari Allah.

Efek lain adalah pasiennya pulang dalam keadaan senang dan gembira. Karena tidak hanya fisiknya yang diobati, namun batinnya pun terobati.

Hati yang sehat, membuat fisik yang kuat. Dan sebaik-baik obat hati adalah Dzikir, Al-Quran, Wudhu, Shalat, Do'a dan tawakal pada Allah.

Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus dioperasi.

Selain “Yakin”, beliau juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu sunnah saja, yaitu sunnah tidur. Sebelum tidur berwudhu, kalau bisa shalat dua rakaat, berdoa, berdzikir, menutup aurat, posisi kanan adalah kiblat, dan tubuh miring ke kanan.

Seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa. Alhamdulillah, tidak perlu dilakukan operasi. Allah telah memberi kesembuhan atasnya.

Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah. Beliau minta agar pasien tersebut mengamalkan sunnah makan dan sunnah di dalam WC. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi tubuh otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang air kecil dengan cara duduk sunnah, menguras habis-habis kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan bersih.

Seminggu kemudian, saat diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.

Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan berisiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun Dr. Agus katakan bahwa rezeki adalah urusan Allah. Dan beliau jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi yang berbeda, bahwa “Sakitnya pasien tidak dapat mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki adalah Allah. Allah juga bisa mendatangkan rezeki tanpa melalui sakitnya pasien”.

Enam bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh karena diminta shalat oleh beliau, datang ke klinik, mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta asistennya umroh bulan depan.

Dr. Agus kemudian memanggil Rudi ke dalam ruangan. Sebenarnya beliau tahu bahwa Rudi ingin:  sekali berangkat umrah. Namun kali ini beliau ingin bertanya langsung dengannya.

“Rudi, bapak ini mengajak kita untuk umrah bulan depan, kamu bersedia?”

Rudi tidak menjawab, namun matanya berbinar, air matanya tampak mau jatuh.
“Sebelum menjawab, saya izin shalat dulu pak,” ucapnya lirih. Ia shalat lama sekali, sepertinya ini shalat dia yang paling khusyu'.

Pelan, terdengar dia terisak-isak menangis dalam doanya.
------
Demikian mudah-mudahan kisah yang di bagikan membawa banyak manfaat,..... kisah nyata...........

Dr. Agus Thosin, SpJP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) praktek di RSAI Bandung

D U N I A 🌍 Y A N G T E R B A L I K" 😔🙃



Indonesia mayoritas Islam, tapi, yang paling disudutkan Muslim.

Lebih serem yang pake cadar, dari pada yang pake rok mini.

Lebih serem orang berjenggot, dari pada yang tatoan.

Pake baju tauhid ditangkep, pake baju PKI gapapa.

Lebih curiga sama yang rajin ibadah di mesjid, dari pada orang yang mabok-mabokan dan judi.

Diduga teroris langsung tembak, bandar Narkoba Internasional bisa di nego.

Lebih mentolelir aliran sesat, dari pada syariat.

Dunia sudah kebolak balik?

Yang nyunnah – radikal
Yang nyeleneh – toleran

Yang jilbab syar’i – ekstrem
Yang ga pake jilbab – cantik

Yang menikah lagi - Penjahat
Yang main pelacur - Biasa lelaki

Yang muda sholat 5 waktu – Waspadai
Yang muda ga sholat – masih muda

Yang jenggotan rajin ke masjid – teroris
Yang jenggotan rajin dugem – keren

Yang ke majelis ta’lim pekanan – Fanatik
Yang ke bioskop harian – gaul

Yang hapal Al Qur’an 30 juz – militan
Yang hapal banyak musik – hebat

Yang anaknya di jilbabin – Keterlaluan, melanggar HAM
Yang anaknya pake rok mini – imutnya

Yang pakai baju koko – sok alim
Yang ga pake baju – jantan

Yang hariannya bicara Islam – sok ustadz
Yang hariannya ghibah – up to date

Media islam – radikal
Media porno – kebutuhan
.
Buka Mata Hati Anda hai manusia!

ﺑَﺪَﺃَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺪَﺃَ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻓَﻄُﻮﺑَﻰ ﻟِﻠْﻐُﺮَﺑَﺎﺀِ

“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.”
 (HR. Muslim no. 208)

Sahabat bertanya siapa kah orang asing itu,
Nabi shallallahu alaihi wa sallam  menjawab:
Mereka ialah orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan di tengah kerusakan.
(HR. Ahmad) .

Dan ingatlah bahwa kalian semua PASTI MATI dan hanya kepada Allah Tabaroka wa Ta'āla kalian akan kembali serta dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatan kalian

Maka segeralah bertobat selagi masih ada waktu

NB: JIKA ANDA MENDUKUNG PERJUANGAN DAKWAH INI, KAMI MINTA DO'ANYA & BANTU SHARE POSTINGAN INI BIAR SEMAKIN BANYAK YANG BISA MEMETIK MANFAAT... DAN SEMOGA BEKAL AMAL JARIYAH BAGI ANDA... AAMIIN…🤲🏻
-
-
 "Semoga Bermanfaat"

💦 Salam Santun Semangat Dakwah 🌾

Minggu, 09 Juni 2019

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam



Dikisahkan, Pada suatu hari Nabi Sulaiman Alaihisallam duduk di pinggir danau. Sejurus kemudian, ia melihat seekor semut membawa sebiji gandum. Nabi Sulaiman terus memperhatikan semut itu, yang tengah menuju ke tepi danau.

Tiba-tiba ada seekor katak yang keluar dari dalam air seraya membuka mulutnya. Entah bagaimana prosesnya, semut itu kemudian masuk ke dalam mulut katak. Kemudian, katak itu pun menyelam ke dasar danau dalam waktu yang cukup lama.

Sementara Nabi Sulaiman memikirkan peristiwa barusan, katak tersebut keluar dari dalam air dan membuka mulutnya. Lalu semut itu keluar, sementara sebiji gandum yang dibawanya sudah tidak ada lagi bersamanya.

Nabi Sulaiman memanggil semut itu dan menanyakan kepadanya tentang apa yang dilakukan barusan, ”Wahai semut, apa yang kamu lakukan selama berada di mulut katak?” ,”Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga, dan di dalam cekungan batu itu terdapat seekor cacing yang buta,” jawab semut.

“Cacing tersebut tidak kuasa keluar dari cekungan batu itu untuk mencari penghidupannya. Dan sesungguhnya Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rezekinya,” lanjut semut. ”Oleh karena itu, aku membawakan rezekinya, dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menguasakan kepadaku, sehingga katak ini membawaku kepadanya. Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku. Sesampai di batu itu, katak ini meletakkan mulutnya di rongga batu itu, lalu aku pun dapat masuk ke dalamnya,”

“Kemudian setelah aku menyampaikan rezeki kepada cacing itu, aku keluar dari rongga batu kembali ke mulut katak ini. Lalu katak ini mengembalikan aku di tepi danau.”Nabi Sulaiman kemudian bertanya, ”Apakah kamu mendengar suara tasbih cacing itu?” , ”Ya, cacing itu mengucapkan: Ya man la yansani fi jaufi hadzihi bi rizqika, la tansa ibadakal mu'minina bi rahmatik

 (Wahai Dzat Yang tidak melupakan aku di dalam danau yang dalam ini dengan rezeki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba-hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu).”

Demikianlah, Allah mengatur rezeki segenap makhluknya, termasuk manusia. Sebagaimana pesan al-Qur’an dalam surah Hud 11: ayat 6.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا مِنْ دَاۤ بَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

wa maa min daaabbatin fil-ardhi illaa 'alallohi rizquhaa wa ya'lamu mustaqorrohaa wa mustauda'ahaa, kullun fii kitaabim mubiin

"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)."
(QS. Hud 11: Ayat 6)

Semoga menjadi pembelajaran berharga untuk kita semua. Aamiin

Sumber: kitab Kisah 25 Rasul

۞  أللهم صلِ على سيدنا محمدٍ وعلى آلِ سيدنا محمد ۞

Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad

The power of ngudang



Oleh: Muh. Nursalim

 “Dik Sari pinter, jadi dokter, alim shalihah, bakti Umi Abah”. Timang seorang ibu kepada bayi yang ada dalam gendongannya. Itu terjadi duapuluh dua tahun silam. Hari ini penulis menyaksikan, bayi itu telah menjadi seorang dokter. Sesuai timangan sang bunda.

 Menimang bayi. Orang Jawa bilang, ngudang bayi. Rangkaian puja-puji kepada anak yang masih dalam buaian. Ia belum paham apa yang diucapkan sang bunda. Tetapi itu  semacam do’a yang luar biasa. Karena itu, pantangan menimang anak dengan kalimat yang buruk. Sebab malaikat akan mengamini ucapan tersebut. Sebagaimana sabda Nabi saw.

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ  رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- َقَالَ « لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ

Dari Umi Salamah berkata, Rasulullah saw bersabda, “ Janganlah kalian berdo’a untuk dirimu kecuali yang baik sebab malaikat mengamini apa yang kau ucapkan”. (HR. Muslim)

 Ketika ada orang marah-marah dan berujar yang tidak baik, kita sering bilang, “awas ada setan lewat !”. Ternyata bukan setan yang lewat, tetapi para malaikat yang datang untuk mengamini.

 Imam Sudaisy. Salah satu imam masjidl haram yang terkenal dikisahkan begini. Saat masih kecil dia kurang nyaman bila ada tamu berlama-lama di dalam rumah. Menganggu kenyamanannya saat bermain.

 Suatu hari ada tamu yang tidak segera meninggalkan rumah anak itu. Lama sekali, bercengkerama dengan orang tuanya. Sudaisy kecil jadi jengah. Marah tetapi tidak berani mengusir sang tamu. Ketika hidangan dikeluarkan untuk disantap si tamu. Ia keluar rumah, mencari pasir. Tanpa komentar ia taburkan pasir itu ke makanan yang dihidangkan kepada tamu. Ibunya marah luar biasa seraya menghardiknya.

 “Sudaiiisy, pergi sana. Menjadi imam masjidil haram !”
 Ternyata ada malaikat lewat mengamini hardikan sang ibu. Dan kita saksikan hari ini. Sudaisy menjadi imam masjid yang mulia tersebut. Bahkan menjadi imam yang paling ditunggu. Karena suaranya yang elok dan bacaan yang menyentuh.

 Penulis pernah menyaksikan, ketika sedang sholat isya di pelataran masjid haram. Seorang ibu nangis terpingkal-pingkal. Ketika sudah selesai dan santai saya coba bertanya.

“Ibu, kok nangisnya sampai segitunya. Emang paham ya ayat yang dibaca imam tadi?”. Tanyaku ingin tahu.

“Tidak mas, suaranya itu lho. Ya Allaaah, bikin hatiku tersayat-sayat”. Jawabnya

 Ternyata imam yang bikin menangis itu Syeikh  Sudaisy. Yang dihardik ibunya ketika kecil, saat berulah di depan tamu. Seandainya sang ibu menghardik dengan kata-kata kotor, mungkin ceritanya akan berbeda.

 Bayangkan, ucapan ibu yang lagi murkapun diamini malaikat. Apalagi ibu-ibu yang dalam ketenangan dan kenyamanan. Bila ia menimang anaknya dengan  ucapan yang buruk tentu berbahaya bagi buah hatinya.

 Ibu yang kurang ilmu terkadang memperlakukan anaknya tanpa kontrol. Dikiranya tidak berpengaruh apa-apa. Ia ucapkan kata-kata yang tidak senonoh dan kotor. Walaupun sekedar untuk bercanda agar orang lain ketawa. Ada seorang bayi ditimang begini.

“Susi elek, koyo telek gawene mewak-mewek (Susi jelek kayak tai kerjanya cuma menangis)”.

 Buruk sekali timangan semacam itu. Dengar saja menjijikkan. Ucapan jelek itu hanya boleh bagi orang yang merasa terzalimi. Sebagaimana firman Allah.

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا [النساء/148]

Allah tidak suka perkataan buruk kepada orang lain, kecauali bagi orang yang terzalimi. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (An Nisa: 148)

 Dizalimi itu sakit. Efeknya bisa panjang dan sukar dihilangkan. Jika uang anda hilang, mungkin hatimu akan menyesal. Tetapi bila anda ditipu teman yang menyebabkan uangmu lenyap. Sakitnya bukan kepalang.

Kalah dalam sepakbola itu menyedihkan. Tetapi sepakbola kalah karena dizalimi wasit. Bukan hanya sumpah serapah dari penonton yang keluar, tetapi efeknya bisa tawur masal. Penonton turun ke lapangan. Mengejar wasit yang zalim.

Saking sakitnya orang yang terzalimi. Allah memberi kanalisasi. Boleh mengutuk pihak yang zalim. Rasulullah saw pun menjanjikan terkabulnya kutukan tersebut. Sebagaimana sabdanya:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ ، فَقَالَ « اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Dari Ibnu Abas ra, bahwa Nabi saw mengutus Muaz ke Yaman seraya berpesan, “Hati-hati dengan do’anya orang yang terzalimi, sebab  doanya  tidak ada penghalang” (HR. Bukhari)

 Menimang bayi mungkin tidak lagi menjadi tradisi. Ibu-ibu telah disibukkan dengan gadgednya. Pagi, siang, sore, malam dan kapan saja tidak bisa lepas dengan benda tersebut. Bahkan momong bayi hanya menjadi sampingan di tengah-tengah sibuknya bermain medsos.

 Yang penting bayi tidak rewel. Apapun dilakukan untuk mengalihkan perhatian si buah hati. Agar tidak mengganggu, bahkan banyak ibu yang membelikan si bayi gadged sendiri. Biarkan dia bermain benda elektronik tersebut. Sebab ibunya juga lagi asyik bersosialita.

 Sekarang, kalau masih terdengar timangan bayi, hanya pendek-pendek. Dan tidak cerdas. Tidak merubah apa-apa dan tidak berpengaruh ke siapa-siapa.

 “Duuh cantiknya anak mama”

 Cantik itu taken for granted. Terima jadi dari sang pencipta. Di timang cantik seribu kali dalam sehari, kalau sejak lahir tidak cantik ya tidak akan merubah apa-apa. Itu hanya pelipur lara.

 Menimang itu mendoakan. Maka doa yang visioner, menggugah semangat dan berbobot itu penting. Syukur bisa puitis dan argumentatif. Misalnya, dik Rudi pintar, hafidz qur’an sekolahnya di Jerman buat pesawat terbang.  Itu jika bayi laki-laki. Untuk bayi perempuan, dik Rini shalihah, rajin sekolah, suka ibadah bakti sama ibu dan ayah.

 Sebentar lagi lebaran. Boleh jadi ketemu handai tolan yang suka menimang. Pintar merangkai kata-kata hikmah yang penuh do’a. Kalau anda masih punya bayi. Biarkan dia menimang-nimangnya. Boleh jadi bersama kudangannya, malaikat datang dan mengamini. Atau nanti pas bulan Agustus. Jika anda menjadi panitia HUT RI di kampung. Mengusulkan  lomba ngudang bayi. Mungkin seru. 

Wallahu’alam

'BAPAK KEDUNGUAN'



Nama asli Abu Jahal adalah Amru bin Hisyam. Ia termasuk bangsawan Quraisy yang dikenal cerdas & bijak, hingga digelari fansnya sebagai Abu al-Hakam (bapak cendekiawan) dan dikenal royal dermawan.

Hingga baginda Rasulullah ﷺ pernah berdo'a khusus untuknya, agar Islam dikuatkan oleh satu dari dua 'Umar', apakah 'Amru bin Hisyam atau Umar bin al-Khaththab. Maka Allah memilih Umar bin Khattab jadi sahabat terdekat Nabi.

Sedangkan Amru Ibn Hisyam, semakin menjadi-jadi memusuhi dakwah Islam, padahal (dalam riwayat mursal), disebut-sebut bahwa ia pernah ditanya seseorang mengenai Muhammad ﷺ, ia menjawab dengan kalimat menakjubkan:

والله إن محمدا لصادق
"Demi Allah, sesungguhnya Muhammad adalah sosok yang benar-benar jujur"

Artinya pengingkarannya pada Islam, semata-mata karena takabbur, cinta dunia!

Hingga wajar jika ia digelari baginda Rasulullah ﷺ sebagai "ABU JAHAL" (bapak kedunguan).

Di zaman ini, ada oknum bergelar cendekiawan, profesor, doktor tapi menghalalkan LGBT. Ada pula yang anti khilafah, anti pada dakwah serta pengembannya, padahal oleh fansnya mereka digelari cendekiawan (mirip gelar Abu al-Hakam). Padahal yang benar lebih layak "antek liberal"

Betapa kita saksikan di zaman ini gelar bangsawan & gelar akademik tak menjamin ia lebih cerdas daripada orang biasa tanpa gelar dalam menyikapi ajaran Islam.

Kita lebih layak menghormati sosok pengemban dakwah tanpa embel gelar akademik daripada oknum-oknum ini, sebagaimana sahabat yang mulia dan menjadi ulama, Ibnu Mas'ud radhiyallâhu 'anhu, bukan bangsawan tapi jelas jauh lebih mulia dan tak bisa dibandingkan dengan Abu Jahl.

Waspadai Abu Jahal zaman ini yang cerdas tapi sesat menyesatkan.

Hukum Shalat dengan Shaf Campur Lelaki dan Perempuan





Khoiron, NU Online | Ahad, 07 April 2019 23:45

Syariat sejak awal telah memberikan ketentuan-ketentuan khusus bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah, baik berupa kewajiban ataupun kesunnahan. Hal ini tak lain agar segala ibadah yang dilakukan dapat dijalankan dengan benar dan sempurna. Salah satu ketentuan pelaksanaan ibadah  yang diatur oleh fiqih adalah tentang penempatan shaf shalat.


Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan:


خير صفوف الرجال أولها وشرها آخرها وخير صفوف النساء آخرها وشرها أولها


“Shaf yang paling baik bagi laki-laki adalah shaf yang paling awal, sedangkan shaf yang paling buruk bagi mereka adalah shaf yang paling akhir. Dan shaf yang paling baik bagi wanita adalah shaf yang paling akhir, sedangkan shaf yang paling buruk bagi mereka adalah shaf yang paling awal.” (HR Muslim)


Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa laki-laki semestinya menempati posisi terdepan dalam shaf shalat jamaah. Sebaliknya, bagi perempuan dianjurkan menempati shaf yang paling belakang, sekiranya jauh dari shaf lelaki. Lalu ketika antara laki-laki dan perempuan bercampur dalam satu barisan shaf, apakah shalatnya tetap dihukumi sah? Atau justru shalatnya menjadi batal?


Baca juga:
• Posisi Shaf Shalat Perempuan Sejajar dengan Laki-Laki, Salahkah?
• Shaf Jamaah Shalat Laki-laki di Belakang Perempuan

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, patut kita simak penjelasan Imam Nawawi dalam menafsirkan alasan di balik  keutamaan menempati shaf paling belakang bagi para wanita:


وإنما فضل آخر صفوف النساء الحاضرات مع الرجال لبعدهن من مخالطة الرجال ورؤيتهم وتعلق القلب بهم عند رؤية حركاتهم وسماع كلامهم ونحو ذلك


“Diutamakannya shaf akhir bagi para wanita yang hadir bersamaan dengan lelaki dikarenakan hal tersebut menjauhkan mereka dari bercampur dengan laki-laki, melihatnya lelaki (pada mereka), dan menggantungnya hati para wanita kepada lelaki ketika melihat gerakan lelaki dan mendengar ucapan lelaki dan semacamnya.” (Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, juz 13, hal. 127)


Berdasarkan hal tersebut, tidak heran jika Imam al-Ghazali mewajibkan adanya penghalang yang mencegah pandangan lelaki terhadap perempuan, agar tidak terjadi percampuran antara laki-laki dan perempuan yang diharamkan oleh syariat.  Berikut penjelasan beliau:


ويجب أن يضرب بين الرجال والنساء حائل يمنع من النظر فإن ذلك أيضا مظنة الفساد والعادات تشهد لهذه المنكرات


“Wajib untuk menempatkan penghalang antara laki-laki dan perempuan yang dapat mencegah pandangan, sebab hal tersebut merupakan dugaan kuat (madzinnah) terjadinya kerusakan dan norma umum masyarakat memandang ini sebagai bentuk kemungkaran.” (Al-Ghazali, Ihya’ ulum ad-Din, juz 3, hal. 361)


Dapat disimpulkan bahwa bercampurnya laki-laki dan perempuan pada saat shalat berjamaah tanpa adanya penghalang adalah sebuah larangan, terlebih ketika itu dilakukan pada satu barisan shaf. Bahkan Imam al-Mawardi menganjurkan agar imam dan makmum laki-laki tidak bubar terlebih dahulu selepas melaksanakan shalat jamaah, untuk menghindari percampuran (ikhtilath) antara laki-laki dan perempuan. Dalam kitab al-Hawi al-Kabir beliau menjelaskan:


وإن كان معه رجال ونساء الامام فى الصلاه ثبت قليلا لينصرف النساء ، فإن انصرفن وثب لئلا يختلط الرجال بالنساء


“Ketika terdapat laki-laki dan perempuan yang bersamaan dengan imam dalam shalat maka imam menetap (di tempatnya) sejenak agar jamaah perempuan bubar terlebih dahulu, ketika jamaah perempuan sudah bubar maka imam berdiri (untuk bubar). Hal tersebut dilakukan agar tidak bercampur antara laki-laki dan perempuan.” (Al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir, juz 23, h

MATERI KHUTBAH IDUL FITRI 1440 H : MATERI KHUTBAH IDUL FITRI 1440 H


Oleh Muchyidin Zainudin

Hakikat Kembali Kepada Fitrah.



الله أكبر الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله الله اكبر الله اكبر ولله الحمد

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لااله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده. لااله الا الله ولانعبد الا اياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون لااله الا الله و الله اكبر الله اكبر ولله الحمد. الحمد لله الذى شرع للمسلمين الصيام فى شهر رمضان سببا على تكفير الذنوب و مضاعفة الأجور من صام نهاره وقام لياله ايمانا واحتسابا غفر له ما تقم من ذنبه. أشهد أن لااله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أرسل إلى جميع عباد الله من الإنس والجان. وصلى الله على محمد خير الأنام وسيدنا المرسلين وعلى آله وصحبه والتابعين وتابعهم إلى آخرالزمان. اما بعد

Al-Hamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT atas perkenan-Nyalah kita bisa berkumpul di tempat ini untuk menunaikan shalat Idul Fitri sembari kita mengumandangkan Takbir, Tahmid dan Tahlil sebagai pengakuan kita akan kebesaran-Nya. Idul Fitri adalah hari raya Islam yang disebut hari raya berbuka, setelah sebulan penuh kita berpuasa, menahan lapar dan dahaga, kini tibalah saatnya hari berbuka.

Shalawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, Nabi yang telah mengajarkan kepada kita pentingnya menunjukkan kepedulian kepada sesama. Keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah kepada beliau, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya.

Sebagai muslim, kita wajib meyakini bahwa Allah SWT tidaklah menciptakan kita kecuali untuk menyembah kepada-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.“ (QS. Az-Dzariyat: 56). Olehnya itu, jika ada manusia yang menyombongkan diri tidak mau taat dan tunduk kepada Allah SWT, maka ia telah mengingkari tujuan ia diciptakan. Akibat dari keingkaran tersebut, ia akan menghuni neraka dalam keadaan dihinakan.

Ketika masih berada di alam rahim, Allah SWT telah mengambil perjanjian kesiapan dari manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya sebelum mereka lahir ke muka bumi ini. Allah SWT menanyai ruh manusia tentang kesiapan mereka mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya dengan semua konsekuensinya, lalu ruh tersebut menjawab dengan tegas bahwa mereka bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang berhak mereka imani dan mereka sembah. Allah bertanya kepada ruh tersebut:

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap (ketauhidan) ini” (QS. Al-A’raf: 172)

Dalam menjaga komitmen kehambaan yang diikrarkan pada alam rahim tersebut, Allah SWT memerintahkan manusia setelah ia lahir, agar menghadapkan wajahnya kepada agama yang lurus sebagai fitrah kehambaannya, sebagaimana firman-Nya:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30)

Fitrah adalah kesucian jiwa yang senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Namun keadaan manusia sekitarnya yang telah mempengaruhinya sehingga menodai kesucian fitrah tersebut. Maka berubahlah ia dari ketauhidan menjadi kemusyrikan, dari keimanan menjadi kekafiran. Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)

Fitrah adalah suasana jiwa yang suci yang menjelma dalam pemeliharaan tauhid, ketundukan dan penghambaan, serta pemeliharaan kesucian diri sebagai hamba Tuhan yang Maha Pengasih. Jika di penghujung Ramadhan ini kaum muslimin merayakan hari Raya Idul Fitri, tentu maknanya adalah kesiapan untuk menjadikan momentum Ramadhan ini sebagai proses pembersihan diri dan kesadaran akan urgensi kembali kepada fitrah. Dan hakikat kembali fitrah itu diwujudkan dalam bentuk mengokohkan ketauhidan, menguatkan komitmen ubudiyah, dan memelihara karakteristik terpuji.

Wujud kembali kepada fitrah yang pertama adalah: Mengokohkan Ketauhidan

Ibadah Ramadhan telah kita sempurnakan, mulai dari puasa, shalat tarawih, tilawatil Qur’an, membayar zakat fitrah dan zakat harta, I’tikaf, membaca dzikir dan ma’tsurat, hingga hari ini kita tuntaskan dengan melaksanakan shalat Idul fitri. Semuanya itu kita yakini sebagai bentuk aktualisasi keimanan kita kepada Allah SWT.

Sebagai hamba, kita menyadari begitu banyak kekurangan yang telah kita lakukan. Terkadang kita sibuk berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun bekerja keras dan banting tulang hanya untuk menyenangkan hati orang-orang yang kita cintai. Suami menghabiskan hampir semua waktu siangnya untuk menyenangkan istrinya hingga berkali-kali ia meninggalkan shalat Zhuhur dan Asharnya, dan istri menghabiskan hampir semua waktu malamnya untuk menyenangkan suaminya hingga berkali-kali ketinggalan shalat Maghrib dan isyanya. Keadaan itu tentu menjadikan kita seolah lemah keimanannya hingga boleh jadi sampai pada titik keimanan yang sangat lemah. Jika suasana itu terus berlanjut, kita pasti akan semakin jauh dari fitrah kita.

Ramadhan adalah momentum yang sangat efektif untuk mengokohkan keimanan kita dan mengembalikan kita kepada fitrah. Ramadhan merupakan bulan yang disiapkan Allah SWT untuk mendidik jiwa-jiwa yang menjauhi-Nya untuk kembali kepada-Nya, mendidik jiwa-jiwa yang berlumur dosa untuk datang memohon ampunan kepada-Nya, mendidik jiwa-jiwa yang lalai dari ibadahnya untuk bersimpuh bersujud dan mengikhlaskan pengabdiannya. Semoga Ramadhan ini mampu kita buktikan sebagai bulan mengokohkan iman dan ihtisab (mengharap pahala) kita kepada-Nya, sehingga kita semua mendapatkan ampunan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa dengan iman dan ihtisab (mengharap pahala hanya dari Allah), akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari)

Melalui momentum Idul fitri ini, marilah kita mengokohkan keimanan dan tauhid kita, yang dengannya kita akan senantiasa terjaga pada fitrah kehambaan kita yang lurus, kita akan dijauhkan dari sikap menghinakan diri kepada makhluk. Dengan kekuatan tauhid, orang yang kaya akan menjaga fitrah dirinya sehingga tidak sombong dan angkuh, dengannya pula orang miskin akan tegar mengarungi ujian hidupnya dan tidak berputus asa.

Wujud kembali kepada fitrah yang kedua adalah: Menguatkan Komitmen Ubudiyah

Fitrah kehambaan menuntut setiap muslim untuk membuktikan komitmen ibadahnya. Dia dituntut tidak hanya bersungguh-sungguh menunaikan semua ibadah-ibadah fardhu, tapi juga ibadah-ibadah sunnah. Dengan pembuktian komitmen tersebut, setiap muslim akan mampu mengantarkan dirinya kepada ketakwaan. Al-Qur’an menegaskan bahwa dibalik perintah ibadah puasa tersebut Allah SWT menghendaki agar setiap hamba yang melaksanakannya dapat mengantarkan dirinya ke derajat takwa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183) Perintah takwa adalah perintah agama yang harus dilanggengkan dalam kehidupan setiap muslim, ia wajib memeliharanya hingga ia berhadapan dengan kematiannya. Apabila seseorang memelihara ibadahnya secara benar dan konsisten, akan terangkat derajat ketaqwaannya, suatu derajat istimewa yang menjadikannya lebih mulia dari hamba-hamba yang lain. Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Jika seorang muslim ingin membuktikan kesungguhannya untuk kembali kepada fitrahnya, salah satu bentuknya adalah dengan membuktikan komitmen ibadahnya. Ia memelihara shalat yang difardhukan kepadanya dan melengkapinya dengan shalat-shalat sunnah. Ia berpuasa wajib dan melengkapinya dengan puasa-puasa sunnah. Mengeluarkan zakat dan menyempurnakannya dengan infak dan sedekah. Ia melaksanakan haji ke Baitullah dan menyempurnakannya dengan umrah.

Ibadah itu mempunyai tujuan asasi dan tujuan-tujuan lain yang menyertainya, di mana tujuan-tujuan yang menyertai ibadah tersebut merupakan keshalihan jiwa dan meraih keutamaan dalam setiap ibadah. Imam As-Syathibi mengatakan bahwa asal mula disyariatkannya ibadah shalat adalah ketundukan kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan penghadapan diri kepada-Nya, bersimpuh di atas kaki kehinaan di hadapan-Nya dan mengingatkan jiwa agar senantiasa ingat kepada-Nya. Allah SWT berfirman “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (QS. Thaha: 14) Dan firman-Nya, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (dalam shalat) lebih besar keutamaannya.” (QS. Al-Ankabut: 45).

Dengan menjaga konsistensi ibadah dan menegakkannya secara sempurna, seorang muslim akan terpelihara fitrah kesuciannya.

Wujud kembali kepada fitrah yang ketiga adalah: Memelihara Karakteristik Terpuji

Cara lain memaknai pemeliharaan fitrah kita adalah dengan menjaga karakteristik kehambaan kita. Karakteristik yang dimaksud adalah karakter amanah, jujur, sabar dan syukur. Apabila seseorang memiliki sifat-sifat tersebut, maka ia akan merasakan ketenangan dalam hidupnya. Ia tidak perlu merasa khawatir sebagaimana khawatirnya orang yang suka berkhianat, karena takut terbongkar pengkhianatan-nya, atau seperti pendusta yang takut terbongkar kebohongannya. Ia juga akan terhindar dari bahaya pertengkaran dan perselisihan yang besar, karena sifat sabar yang dimilikinya. Bahkan ia akan dicintai orang sekitarnya, karena tidak menunjukkan sifat tamak dan rakus, disebabkan kuatnya sifat syukur dalam dirinya.

Orang yang amanah, jujur, sabar dan syukur adalah orang yang akan disenangi dan dirindukan semua orang. Ia adalah bukti nyata orang yang bersungguh-sungguh memelihara fitrah kehambaanya. Semua karakter terpuji itu tentu tidak lahir begitu saja, tapi melalui proses penempaan dan pelatihan. Dan salah satu sarana pelatihan itu adalah puasa. Dengan berpuasa, seseorang akan terdidik untuk bersifat amanah, karena dalam berpuasa ia sudah melatih dirinya agar amanah memelihara puasanya dari segala hal yang membatalkannya, meski pun orang lain tidak melihatnya. Ia memelihara amalan puasanya semata-semata karena Allah SWT. Ia mungkin bisa berbohong kalau ia makan dan minum secara sembunyi, tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri yang sedang terkondisi untuk mendekat kepada Allah SWT.

Puasa juga membentuk karakter sabar. Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah setengah dari kesabaran”. Dengan menguatnya sifat sabar pada diri seorang muslim, ia akan bisa menjaga diri untuk tidak terlibat dalam konflik, pertentangan, apalagi permusuhan sekecil apa pun lingkup dan kadarnya. Dan kalau pun harus terlibat dalam sebuah perbedaan pendapat, maka ia akan bisa menyikapinya dengan sikap-sikap yang bijaksana. Ia tidak mau perbedaan pendapat itu mengundang malapetaka yang besar, yaitu munculnya rasa gentar dan hilang kekuatannya dalam menghadapi musuh-musuhnya. Ia merenungkan firman Allah SWT tentang hal tersebut:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfal: 46)

Marilah kita kokohkan persaudaraan kita sesama muslim di atas rasa cinta dan itsar (mengutamakan saudara). Janganlah perbedaan-perbedaan seperti menetapkan masuknya 1 Syawal menjadikan kita saling berbantah-bantahan dan saling membenci. Sikap itu hanya akan memuaskan setan dan hawa nafsu yang selalu menyuruh kepada keburukan. Kita juga akan dihinggapi rasa lemah dan gentar sehingga kita tidak akan pernah menjadi umat yang kuat. Hati kita pun akan kehilangan karakteristiknya yang terpuji, berganti dengan karakter pemarah, egois, dan merasa paling benar. Akhirnya kita tidak kembali kepada fitrah, padahal kita berkumpul menaikkan shalat Idul fitri hari adalah agar kita kembali kepada fitrah kita.

Untuk mengakhiri khutbah ini, marilah kita tundukkan kepala kita, melupakan kebesaran diri kita di hadapan manusia, mengakui betapa kecil dan lemahnya kita di hadapan Allah Penggenggam langit dan bumi.

اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

Ya Allah Ya Rabb, kami berlindung pada-Mu dari hawa nafsu yang penuh ambisi, yang selalu mau menang sendiri dan tidak mau peduli dengan penderitaan sesama. Jadikanlah kami hamba-hamba yang tahu mensyukuri nikmat dan karunia-Mu. Tanamkanlah dalam hati kami kepekaan rasa, yang membuat kami mampu meraba penderitaan saudara-saudara kami dan mau membantunya.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيم
o
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.

Ya Allah yang Maha Kuat! berikanlah kami kekuatan agar kami mampu memikul beban yang dititipkan di pundak kami, Ya Allah yang maha Maha Kaya lepaskanlah kami dari lilitan utang dan kesulitan ekonomi kami, Ya Allah yang Maha Penyayang buanglah rasa benci dan dendam yang bersemayam di dalam dada kami, Ya Allah yang Maha Pengasih tanamkanlah dalam dada kami rasa kasih kepada orang tua kami, anak-anak kami, dan saudara-saudara kami. Ya Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Penerima Taubat dengarlah permohonan kami dan terimalah taubat kami. Innaka Antas Samiud Du’a wa Innaka Antat Tawwabur Rahim.

Ya Allah Ya Rabb, anugerahkan rasa syukur kepada kami agar kami dapat mengerti arti jasa ibu bapak kami, terkhusus ibu kami, yang bersedia dengan tulus menampung kami selama berbulan-bulan di dalam rahimnya dalam keadaan lemah dan bertambah lemah, yang rela bersakit-sakit bersimbah darah ketika melahirkan kami, yang bersedia mempertaruhkan nyawanya demi agar kami dapat menghirup udara kehidupan, yang bersedia terganggu tidurnya setiap malam demi agar kami dapat tertidur lelap, yang bersedia menahan rasa lapar dan dahaganya demi agar kami dapat merasakan kenyang.

Ya Allah Ya Rabb, kami tahu keridhaan-Mu terdapat pada keridhaannya dan kemurkaan-Mu terdapat pada kemurkaannya, maafkan kami jika selama ini khilaf telah melukai hatinya atau membuatnya tidak ridha kepada sikap dan tingkah laku kami. Maafkan kami ya Allah jika kami tidak mampu membalas kebaikannya. Kami tahu bahwa yang ia butuhkan dari kami bukanlah materi dan harta tapi cinta dan kasih sayang kami seperti ia menyayangi kami di waktu kecil. Maafkan kami jika ia sakit kami tak menjenguknya. Jika ia butuh, kami tak di sampingnya. Jika ia merindukan kami, kami tak datang menyapanya. Ya Allah ya Rabb Jadikanlah kami hamba-hamba yang siap mengistimewakannya di dalam hati kami, lalu mau membalas jasa-jasanya, meski kami sadar tidak akan mampu membalasnya.

ربنااغفر لنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغيرا

Ya Allah Ya Rabb. Kabulkanlah permohonan orang-orang kecil bangsa kami yang merindukan ketenangan, kestabilan dan kemakmuran. Jangan Engkau timpakan azab kepada kami hanya karena kedurhakaan segelintir orang di antara kami. Jadikanlah kami mulia dengan kesederhanaan kami dan janganlah Engkau hinakan kami dengan curahan rezki yang melimpah ruah.

Bimbinglah ya Allah derap langkah kami dan pemimpin kami yang dengan tulus ikhlas hendak mengeluarkan kami dari keterpurukan dan kesulitan hidup, dengan kemurahan dan kasih sayang-Mu. Agar kami dapat mengantarkan bangsa kami ini menuju negeri yang lebih baik yaitu Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur.

اللهم يا مجيب دعوة المضطر اذادعاك نسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والعزيمة على الرشد والغنيمة من كل بر و السلامة من كل اثم والفوز بالجنة والنجاة من النار

Ya Allah jika begitu lama kami melalaikan perintah-Mu. Jika bertahun-tahun kami terpedaya oleh hawa nafsu kami sehingga lalai dari jalan-Mu, jika dengan sengaja atau tidak sengaja, dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi kami telah berbuat durhaka kepada-Mu dan telah menganiaya diri kami sendiri. Maka maafkanlah kami dan ampunilah dosa-dosa kami. Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul ‘Afwa Fa’fu ‘Anna.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم وتب علينا انك انت التواب الرحيم. آمين يا رب ا لعالمين يا حي يا قيوم يا ذالجلال والإكرام وصل وسلم على نبينا محمد وعلى آله واصحابه اجمعين

Khutbah Ke 2

الله أكبر (7مرات) لا إله إلا الله والله

أكبر ، الله أكبر ولله الحمد ، الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ

بالله من شرور أنفسنا ، ومن سيئات أعمالنا ، من يهد الله فلا مضل له ، ومن

يضلل فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ،

أشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده وسروله .

اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. وبعد ، فيا أيها المسلمون، أصيكم

وإياي بتقوى الله وطاعته في كل وقت لعلكم تفلحون. قال تعالى : {

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ

الصَّادِقِينَ(التوبة)119

إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها

الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على محمد في الأولين وصل

على محمد في الآخرين. اللهم اغفر لنا ذنوبنا وكفر عنا سيئات وتوفنا مع

الأبرار . اللهم إنا نسألك من الخير كله عاجله وآجله ما علمنا منه ومالم

نعلم ونعوذبك من الشر كله عاجله وآجله ما علمنا منه وما لم نعلم. اللهم

اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين

آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين

والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك غفور رحيم.

v عباد الله إن الله يأمركم بالعدل

والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم

تذكرون، فاذكروا الله يذكركم ولذكر الله أكبر …

v الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، لا

إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. تقبل الله منا ومنكم وكل

عام وأنتم بخير
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
محی الدین زین الدین

”HARGA SEORANG TAMU“



Ada seorang perempuan mengeluh kepada Rasulullah saw kerana perilaku suaminya.

Suaminya selalu mengundang orang-orang datang ke rumahnya dan  menjamunya sehingga tamu-tamu tersebut menyebabkan si isteri menjadi kelam kabut dan merasa penat.

Lalu wanita tersebut keluar meninggalkan Rasul saw dan tidak mendapatkan jawapan apa pun dari Rasul saw.

Setelah beberapa waktu...

Rasul saw pergi ke rumah suami-isteri tersebut, Rasul saw bersabda kepada si suami : "Sesungguhnya aku adalah tamu di rumahmu hari ini."

Betapa bahagianya si suami demi mendengar ucapan Rasul saw tersebut, maka dia segera menghampiri isterinya untuk memberitahu bahawa tamu hari ini adalah Rasul saw.

Si isteri pun merasa bahagia kerana kabar tersebut, dia pun segera memasak makanan yang lazat dan nikmat.

Dia lakukan hal tersebut dengan penuh rasa bahagia di dalam hatinya.

Ketika Rasul saw akan pergi dari rumahnya setelah beliau mendapatkan kemuliaan dan merasa bahagia dengan keredhaan pasangan itu.

قال للزوج عندما أخرج من بيتك دع زوجتك تنظر إلى الباب الذي أخرج منه

Rasul saw bersabda kepada suaminya : "Ketika aku akan keluar nanti dari rumahmu, panggil isterimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar."

Maka si isteri melihat Rasul saw keluar dari rumahnya diikuti oleh binatang-binatang melata, seperti kalajengking dan berbagai binatang yang berbahaya lainnya di belakang Rasul saw.

Terkejutlah si isteri dengan apa yang dilihat di depannya.

فقال لها رسول الله هكذا دائما عندما يخرج الضيوف من بيتكِ يخرج كل البلاء والضرر والدواب من منزلك.

Maka Rasul saw bersabda : "Seperti itulah yang terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala', bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu."

"Maka inilah hikmah  memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah kerana kedatangannya."

Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai ALLAH.

Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk anak kecil atau dewasa.

Rumah yang di dalamnya turun rahmat  dan berbagai keberkahan dari langit.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " إذا أراد الله بقوم خيراً أهدى لهم هدية.

Rasul saw bersabda : "Jika ALLAH menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka ALLAH akan memberikan hadiah kepada mereka.

Para sahabat bertanya : "Hadiah apakah itu, ya Rasul saw...............?."

قال: الضيف ينزل برزقه، ويرتحل بذنوب أهل البيت."

Rasul saw bersabda : "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan  menghapus dosa-dosa penghuni rumah."

وقال صلى الله عليه وسلم: كل بيت لا يدخل فيه الضيف لا تدخله الملائكة."

Rasul saw bersabda : "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalamnya."

وقال صلى الله عليه وسلم: " الضيف دليل الجنة."

Rasul saw bersabda : "Tamu adalah penunjuk jalan menuju Syurga."

وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه

Rasul saw bersabda : "Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."

Mari, saling bersilaturahmi..

AKUI ISLAM NUSANTARA MEMBATALKAN KEISLAMANNYA




Oleh: Ferry Is Mirza *)

ISLAM Nusantara belakangan digemakan di mana-mana. Tetapi, berhati-hatilah jika anda mengakui keberadaan agama Made in Indonesian ini. Karena, bila disertai dengan keyakinan maka bisa membatalkan keislaman kita atau kita keluar dari Islam.

Islam Nusantara diproklamirkan pada tahun 2016 oleh pimpinan organisasi Islam di negeri ini. Dan kini marak dibincangkan setelah beredar video seorang tokoh Islam Nusantara menjelaskan, "Islam Nusantara adalah agama yang sejati, sedangkan Islam Arab itu adalah agama penjajah".

Waspadalah ini. Jangan dianggap sepele, karena :

1. Mengandung arti tidak mengakui lagi agama yg diturunkn Allah kepada Nabi Muhammad SAW di Arab (Mekkah-Madinah).

2. Mendustakan ayat2 Al Quran bahwa Islam adalah agama sejati, satu-satunya agama yang diridhai Allah dan agama yang sempurna.

3. Mengandung kebencian kepada agama yang diturunkan Allah di Arab dan kebencian terhadap ajaran-ajarannya karena dianggap menjajah bangsa kita.

Dengan demikian pernyataan tersebut bermakna :

1. Tidak mengakui lagi Islam yang diajarkan Nabi Muhammad sebagai agama untuk bangsa ini.

2. Tidak mengakui berarti telah meninggalkan dan menggantinya dengan agama inovasi dan modifikasi sendiri yang disebut Islam Nusantara.

3. Bila mengakui Islam Nusantara sebagai agama yang sejati, maka telah rusaklah kalimat sahadat kita. Artinya, telah berada di luar area Islam yang disebarkan Rasulullah Muhammad SAW sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah SWT.

Bila kita ikut-ikutan mengakui Islam Nusantara berarti ikut-ikutan keluar dari Islam Muhammad, kafir terhadap Islam Muhammad dan mempertuhankan  ulama pendiri Islam Nusantara.

Oleh karena itu, wahai saudaraku, jagalah sahadatmu dengan menjaga akidah dan perkataanmu. Islam itu hanya satu, yaitu yang turun di Arab dan yang disebarkan oleh Rasulallah dan berlaku untuk seluruh umat manusia.

Jangan terkecoh pada Islam Nusantara yang dianggap sebagai agama yang sejati. Itu adalah tipu daya setan untuk menyesatkan dan merusak keislaman kita.

Jangan terbuai pada gelar pendirinya atau banyaknya pengikutnya. Tetapi percayalah hanya kepada Islam yang sejati yang diturunkan Allah SWT di tanah Arab.

Bila hatimu mengakui Islam Nusantara sebagai agama sejati, maka lebih baik berhentilah shalat, berhentilah berkiblat ke Masjidil Haram. Karena tiada gunanya bagi orang-orang yang mendustakan Islam, yang telah meninggalkan Islam. Sebab, bila sahadat kita telah rusak maka tidak akan diterima segala amal ibadah kita. Berpegang teguhlah pada Islam yang telah diajarkan Rasulullah SAW dan ridhakan hatimu pada agama yang diridhai Allah.

* ) Ferry adalah wartawan senior NU, tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur
_ ( Islam ya Islam,tidak ada embel2 lain, TAK ADA INNADINA INDALLAHIL ISLAM NUSANTARA ?? ..apakah itu nusantara atau apapun lainnya,apalagi agama modifikasai

PORO SEDULUR..



Riyayané wus mungkur
Sanak sedulur wus padha kundur
Ana sing numpak mobil ana kang numpak sepur
Malah uga ana sing numpak montor mabur
Merga sesuk wis enek sing ora libur
Apa manèh sing dadi aparatur
Énggal kudu ngayahi jejibahan luhur
Nindakaké tupoksi kang wus diatur
Kanggo nggayuh masyarakat adil makmur
Baldatun toyibatun warofun ghofur
Muga2 padha diparingi panjang umur
Rejekine sempulur
Ngibadahé saya teratur
Silaturahmine ora kendhur
Murih saya rumaket le dadi sedulur

PERMAINAN IBU GURU

Ibu Guru berjilbab rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam  pendidikan
Syari'at Islam

Di tangan kirinya ada kapur,
di tangan kanannya ada penghapus.

Ibu Guru berkata,
 "Saya punya permainan.

Caranya begini,
di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!",
jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti.

Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya,
kian Lama kian cepat....

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata,

 "Baik sekarang perhatikan....!
Jika saya angkat kapur,
maka berserulah "Penghapus..!",
jika saya angkat penghapus,
maka katakanlah "Kapur..!!!".

Dan permainan diulang kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya.

Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk.

Selang beberapa saat.....,
Permainan berhenti...

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya...

"Anak-anak...,
begitulah ummat Islam
Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang Haq itu Haq....!
yang Bathil itu BathiL...!!!.

Namun kemudian...,
musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara,
untuk menukarkan yang Haq itu menjadi Bathil, dan sebaliknya....

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut.....,
tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka,

akhirnya.....
Lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu...!!!
Dan kalian mulai dapat mengikutinya..

Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

~Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik,
~Zina tidak lagi jadi persoalan,
~Pakaian seksi menjadi hal yang Lumrah,
~Sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend,
~Materialistik kini menjadi suatu gaya hidup,
~Korupsi menjadi kebanggaan
~ Membubarkan PENGAJIAN 
~Membakar simbol2 Islam sok NKRI
~dan lain lain......!!!!!

Semuanya sudah terbalik....!!!
Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya.

Paham.......????"
tanya Guru kepada murid-muridnya.
"Paham Bu Guru"....
"Baik........!

=========
Permainan KEDUA

Ibu Guru melanjutkan.
"Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet.

Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet.

Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah....,
Bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet....???"

Murid-muridnya berpikir....
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain,
tetapi tak ada yang berhasiL.....!!!

Akhirnya.......
Sang Guru memberikan jalan keluar,

digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme

Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet...!!!

"Murid-murid.....,
Begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...

Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan.

Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah...

Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka.

Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir....
sehingga kalian tidak sadar....!!!

Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat,
maka dibina pondasi yang kuat

Begitulah ummat Islam,
Jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat...!!!

Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu

Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu,
Kursi dipindahkan dahulu,
Lemari dikeluarkan dahulu satu persatu,
Baru rumah dihancurkan...!!!"

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian.

Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian..

Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain,

Sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit.

Dan itulah yang mereka inginkan...!!!"

========
"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru....???
Tanya mereka......

Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang....,

misalnya........
Perang Salib,
Perang Tartar,
dan lain-lain.

Tetapi sekarang...
tidak lagi...!!!.
Begitulah ummat Islam.

Kalau diserang perLahan-Lahan, mereka tidak akan sadar....,
akhirnya hancur...!!!

Tetapi kalau....
 diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar.....!!!,
Lalu mereka bangkit serentak.!!!

Selesailah pelajaran kita kali ini... ,
dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang.."🤲🏼

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya....

***

ini semua adalah fenomena
Ghazwul Fikri
 (Perang Pemikiran).
Dan inilah......
yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam.

Allah berfirman dalam surat
At Taubah yang artinya:

"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka,
sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."
( QS.  9 :  32 )

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam...

untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya Generasi Muda Muslim

Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui Mas Media, Grafika dan ELektronika,  Tulisan-tulisan dan Talk show, hingga tak terasa.....

Maka tampak dari Luar masih Muslim.,
Padahal internaL dalam jiwa ummat, Khususnya generasi muda...

sesungguhnya sudah ibarat poteng
(tapai singkong, peuyeum).

Maka rasakan dan PikirkanLah itu..!!!!!
ingatLah........
Bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara....

ingatlah akan Hari Pengadilan....!!!

WaLlahu a'lamu bishshawab

H.Muh.Nur Abdurrahman

c