Laman

c

Minggu, 09 Juni 2019

The power of ngudang



Oleh: Muh. Nursalim

 “Dik Sari pinter, jadi dokter, alim shalihah, bakti Umi Abah”. Timang seorang ibu kepada bayi yang ada dalam gendongannya. Itu terjadi duapuluh dua tahun silam. Hari ini penulis menyaksikan, bayi itu telah menjadi seorang dokter. Sesuai timangan sang bunda.

 Menimang bayi. Orang Jawa bilang, ngudang bayi. Rangkaian puja-puji kepada anak yang masih dalam buaian. Ia belum paham apa yang diucapkan sang bunda. Tetapi itu  semacam do’a yang luar biasa. Karena itu, pantangan menimang anak dengan kalimat yang buruk. Sebab malaikat akan mengamini ucapan tersebut. Sebagaimana sabda Nabi saw.

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ  رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- َقَالَ « لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ بِخَيْرٍ فَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ

Dari Umi Salamah berkata, Rasulullah saw bersabda, “ Janganlah kalian berdo’a untuk dirimu kecuali yang baik sebab malaikat mengamini apa yang kau ucapkan”. (HR. Muslim)

 Ketika ada orang marah-marah dan berujar yang tidak baik, kita sering bilang, “awas ada setan lewat !”. Ternyata bukan setan yang lewat, tetapi para malaikat yang datang untuk mengamini.

 Imam Sudaisy. Salah satu imam masjidl haram yang terkenal dikisahkan begini. Saat masih kecil dia kurang nyaman bila ada tamu berlama-lama di dalam rumah. Menganggu kenyamanannya saat bermain.

 Suatu hari ada tamu yang tidak segera meninggalkan rumah anak itu. Lama sekali, bercengkerama dengan orang tuanya. Sudaisy kecil jadi jengah. Marah tetapi tidak berani mengusir sang tamu. Ketika hidangan dikeluarkan untuk disantap si tamu. Ia keluar rumah, mencari pasir. Tanpa komentar ia taburkan pasir itu ke makanan yang dihidangkan kepada tamu. Ibunya marah luar biasa seraya menghardiknya.

 “Sudaiiisy, pergi sana. Menjadi imam masjidil haram !”
 Ternyata ada malaikat lewat mengamini hardikan sang ibu. Dan kita saksikan hari ini. Sudaisy menjadi imam masjid yang mulia tersebut. Bahkan menjadi imam yang paling ditunggu. Karena suaranya yang elok dan bacaan yang menyentuh.

 Penulis pernah menyaksikan, ketika sedang sholat isya di pelataran masjid haram. Seorang ibu nangis terpingkal-pingkal. Ketika sudah selesai dan santai saya coba bertanya.

“Ibu, kok nangisnya sampai segitunya. Emang paham ya ayat yang dibaca imam tadi?”. Tanyaku ingin tahu.

“Tidak mas, suaranya itu lho. Ya Allaaah, bikin hatiku tersayat-sayat”. Jawabnya

 Ternyata imam yang bikin menangis itu Syeikh  Sudaisy. Yang dihardik ibunya ketika kecil, saat berulah di depan tamu. Seandainya sang ibu menghardik dengan kata-kata kotor, mungkin ceritanya akan berbeda.

 Bayangkan, ucapan ibu yang lagi murkapun diamini malaikat. Apalagi ibu-ibu yang dalam ketenangan dan kenyamanan. Bila ia menimang anaknya dengan  ucapan yang buruk tentu berbahaya bagi buah hatinya.

 Ibu yang kurang ilmu terkadang memperlakukan anaknya tanpa kontrol. Dikiranya tidak berpengaruh apa-apa. Ia ucapkan kata-kata yang tidak senonoh dan kotor. Walaupun sekedar untuk bercanda agar orang lain ketawa. Ada seorang bayi ditimang begini.

“Susi elek, koyo telek gawene mewak-mewek (Susi jelek kayak tai kerjanya cuma menangis)”.

 Buruk sekali timangan semacam itu. Dengar saja menjijikkan. Ucapan jelek itu hanya boleh bagi orang yang merasa terzalimi. Sebagaimana firman Allah.

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا [النساء/148]

Allah tidak suka perkataan buruk kepada orang lain, kecauali bagi orang yang terzalimi. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (An Nisa: 148)

 Dizalimi itu sakit. Efeknya bisa panjang dan sukar dihilangkan. Jika uang anda hilang, mungkin hatimu akan menyesal. Tetapi bila anda ditipu teman yang menyebabkan uangmu lenyap. Sakitnya bukan kepalang.

Kalah dalam sepakbola itu menyedihkan. Tetapi sepakbola kalah karena dizalimi wasit. Bukan hanya sumpah serapah dari penonton yang keluar, tetapi efeknya bisa tawur masal. Penonton turun ke lapangan. Mengejar wasit yang zalim.

Saking sakitnya orang yang terzalimi. Allah memberi kanalisasi. Boleh mengutuk pihak yang zalim. Rasulullah saw pun menjanjikan terkabulnya kutukan tersebut. Sebagaimana sabdanya:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - بَعَثَ مُعَاذًا إِلَى الْيَمَنِ ، فَقَالَ « اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

Dari Ibnu Abas ra, bahwa Nabi saw mengutus Muaz ke Yaman seraya berpesan, “Hati-hati dengan do’anya orang yang terzalimi, sebab  doanya  tidak ada penghalang” (HR. Bukhari)

 Menimang bayi mungkin tidak lagi menjadi tradisi. Ibu-ibu telah disibukkan dengan gadgednya. Pagi, siang, sore, malam dan kapan saja tidak bisa lepas dengan benda tersebut. Bahkan momong bayi hanya menjadi sampingan di tengah-tengah sibuknya bermain medsos.

 Yang penting bayi tidak rewel. Apapun dilakukan untuk mengalihkan perhatian si buah hati. Agar tidak mengganggu, bahkan banyak ibu yang membelikan si bayi gadged sendiri. Biarkan dia bermain benda elektronik tersebut. Sebab ibunya juga lagi asyik bersosialita.

 Sekarang, kalau masih terdengar timangan bayi, hanya pendek-pendek. Dan tidak cerdas. Tidak merubah apa-apa dan tidak berpengaruh ke siapa-siapa.

 “Duuh cantiknya anak mama”

 Cantik itu taken for granted. Terima jadi dari sang pencipta. Di timang cantik seribu kali dalam sehari, kalau sejak lahir tidak cantik ya tidak akan merubah apa-apa. Itu hanya pelipur lara.

 Menimang itu mendoakan. Maka doa yang visioner, menggugah semangat dan berbobot itu penting. Syukur bisa puitis dan argumentatif. Misalnya, dik Rudi pintar, hafidz qur’an sekolahnya di Jerman buat pesawat terbang.  Itu jika bayi laki-laki. Untuk bayi perempuan, dik Rini shalihah, rajin sekolah, suka ibadah bakti sama ibu dan ayah.

 Sebentar lagi lebaran. Boleh jadi ketemu handai tolan yang suka menimang. Pintar merangkai kata-kata hikmah yang penuh do’a. Kalau anda masih punya bayi. Biarkan dia menimang-nimangnya. Boleh jadi bersama kudangannya, malaikat datang dan mengamini. Atau nanti pas bulan Agustus. Jika anda menjadi panitia HUT RI di kampung. Mengusulkan  lomba ngudang bayi. Mungkin seru. 

Wallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

c