By ; Rahmadsyah Mind-Therapist
Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang baik. Semoga note
pendek saya ini menyapa Anda dalam penuh hati yang damai, tentram dan
cemerlang. Sehingga keindahan dan gelora kebahagiaan yang sekarang kita
rasakan, kita syukuri penuh totalitas, sehingga tersebarkan keorang-orang
terdekat kita.
Jam 19.00 tadi, saya mendapat
kesempatan untuk jadi guest Provocatuer di Smart FM. Pada acara PROVOKASI, yang
tuan rumahnya pak Prasetya M Brata. Tema yang kami bahas adalah tentang ”Keliru”,
semoga sharing lewat note ini merangkum apa yang disharingkan tadi.
Berbicara mengenai keliru,
setiap kita sudah tentu pernah mengalami nya, bukan? Keliru jalan, keliru pakai
baju, keliru bicara, keliru belanja, keliru minum obat, keliru terima kerjaan,
keliru nulis, keliru pemahaman (Keyakinan & value), keliru cara dan
berbagai macam konteks lainya. Semoga shahabat tidak keliru tetap membaca
sampai pada inti poin sharing ini.
Sebelum saya lanjutkan, saya
mau memperjelas, makna keliru yang saya maksud disini. Keliru adalah pemahaman berupa pengertian yang membuat kita menjadi
SADAR, bahwa cara-cara yang telah kita lakukan itu tidak mengantarkan kita
kepada hal yang kita inginkan. Sehingga membuat kita bertanggung jawab atas
kekeliruan tersebut.
Jadi, pada dasarnya, keliru itu
adalah hasil pemahaman baru pada waktu sekarang. Terhadap, Apakah itu niat,
fikiran dan tindakan yang telah berlalu. Supaya, kita tau dan sadar, apa tepat,
cocok, sesuai dan bijak untuk kita niatkan, fikirkan dan lakukan. Sehingga
terwujud, tercapai, dan kita mendapatkan, apa yang kita inginkan (Sesuai
outcome).
Pada sesi ketiga, ada sms masuk
dari pendengar Provokasi, ”Mengapa kita sering keliru dan bagiamana supaya
kita bertangung jawab?”. Mungkin hal serupa yang muncul dibenak anda.
Sebelumnya, saya ucapkan selamat kepada beliau karena sudah sadar keliru.
Pengalaman pribadi saya, yang membuat saya melakukan keliru (niat, fikiran,
ucapan dan tindakan), karena tidak menyadari apa yang saya lakukan. Akibat dari
tidak menyadari, membuat saya sulit untuk bertanggung jawab. Nah, menjadi
pertanyaan, bagaimana agar kesadaran itu
hadir?
Kesadaran itu muncul karena ada
nya kejelasan, kejelasan disebabkan oleh perbedaan, perbedaan diketahui dari
perbandingan. Sehingga, kalau kita strukturkan ”Perbandingan – perbedaan – Kejelasan – Kesadaran”. Jadi, supaya
kita dapat bertanggung jawab, maka kita mesti SADAR. (Mari kita
bertanggung jawab atas pilihan yang telah kita putuskan).
Kemudian Ibu Nancy (Host smart
FM) membacakan lagi pertanyaan dari pendengar lain, "Bagaimana melupakan Kekeliruan dan
memaafkan diri, terhadap peristiwa (hal) yang telah terjadi?” Sebenarnya
apapun yang pernah masuk kedalam memory otak kita, maka hal itu tidak
terlupakan lagi. Cuma, kita tidak menyadari saja.
Sebagaimana arti kekeliruan
diatas, bahwa itu sesuatu peristiwa yang sudah berlalu. Maka, yang bijak kita lakukan adalah bukan melupakan,
tetapi bagaimana kita menyikapinya? Hemat saya hal itu patut kita syukuri
telah terjadi. Karena, dengan itulah
kita bisa tau apa yang tepat, sesuai, cocok dan bijak kita lakukan kedepannya.
Namun, apabila kekeliruan yang
telah kita akui itu, masih meninggalkan bekas berupa rasa yang tidak
menyenangkan, bahkan terus menganggu kehidupan kita sekarang. Mari kita sadari,
Ini terjadi karena kita belum mampu mengambil hikmah atau pembelajaran dari hal
itu. Dalam hal ini, mungkin kita butuh bantuan orang lain, baik itu teman yang
mampu dalam hal tersebut, psikolog, Mind-therapist atau siapapun yang kita
anggap capable. (Shahabat bisa membaca tip Mind-Therapy Memaafkan diri
sendiri).
Setelah itu, ada pertanyaan
lain. Bagaimana agar kita tidak keliru (menghindarinya) ? Saya
yakin, dalam beberapa konteks, tentu kita dituntut agar tidak boleh keliru
sedikit pun. Apalagi berhubungan dengan nyawa, iyakan? Saya ingin perjelas,
managemen keliru yang saya maksud disini, bukanlah mengabaikan perencanaan,
atau melakukan pengambilan keputusan tanpa analisis (Asal-asalan) . Tetapi,
Pemahaman, pengertian dan menyadari betul, akan proses (Fikiran, ucapan dan
tindakan) dilakukan. Sehingga, kita akan sangat bertangung jawab pada hasil
apapun yang terjadi. Dan kita pun akan sangat mengetahui, cara apa yang tepat
dan sesuai. (Karena kita SADAR).
Jadi kesimpulannya adalah mari
kita percepat proses kesadaran kita, terutama dalam hal kekeliruan kita. Cara
kita menyadari keliru adalah Jujur. Maka jujurlah pada diri kita sendiri,
Kemudian mari kita BERTANGGUNG JAWAB.
Jakarta 8 July 2010.
RAHMADSYAH
Motivator&Mind-Therapist I 081511448147 I Master Practitioner NLP
Hypnotherapist I YM ; rahmad_aceh I www.facebook. com/rahmadsyah
www.rahmadsyahnlp. blogspot. com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar