Haji adalah salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan sekali seumur
hidup oleh setiap muslim, tetapi bagi yang mampu mengerjakannya. Mampu
secara individu meliputi kesehatan jasmani dan rohani. Mampu secara
ekonomi meliputi biaya hidup bagi dirinya dan keluarga yang
ditinggalkan, serta cukup pengetahuan agama tentang ibadah haji (manasik
haji).
Haji juga merupakan bentuk ketaatan paling utama, wahana
mendekatkan diri paling mulia yang diridhai oleh Allah, Rabb Penguasa
bumi dan langit. Selain itu, Haji juga sebagai ibadah paripurna seorang
hamba dengan Allah SWT, tuntasnya beragama Islam dan kesempurnaan
menjalankan syariatnya.
Oleh karenanya, sudah selayaknya setiap
muslim menempuh cara yang benar agar ibadah hajinya mabrur dan umrahnya
diterima. Tidak ada cara lain kecuali mengikuti petunjuk Nabi saw.
Namun, banyak di kalangan kaum muslim yang enggan mendalami manasik
haji, yang mengakibatkan mereka menjadi buta akan hukum-hukum dan tata
cara pelaksanaan ibadah haji.
lbadah mereka tercampur dengan
hal-hal bid’ah yang berdampak ditolaknya pahala ibadah hajinya.
seseorang Hal tersebut lantaran tidak memenuhi syarat sahnya dalam
beribadah. Pada akhirnya, acap kali dijumpai kesalahan-kesalahan dalam
melaksanakan ibadah haji, atau sekadar menjalankan ritual yang
sebenarnya tidak memiliki daya dukung rujukan. Melakukan ritual haji
atas dasar informasi yang didapat dari para teman yang telah melakukan
ibadah haji. Ada juga kesalahan muncul sebagai akibat melihat jemaah
lain. Kesalahan-kesalahan ini akhirnya tergandakan, bahkan cenderung
pula dijadikan pedoman.
Timbullah pertanyaan dalam benak kita,
sudah benarkah ibadah haji kita? Sudah sesuaikah dengan tuntunan
Rasulullah? Masih adakah amalan-amalan bid’ah yang kita lakukan dalam
mengerjakan ibadah haji?
Selengkapnya: http://qultummedia.com/Kabar-Qultum/Review-Buku/menyempurnakan-kualitas-ibadah-haji-dan-umrah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar